Dari 200.000 megawatt potensi panas bumi dunia, 40 persen di antaranya berada di Indonesia. Oleh karena itu, tidak heran bila Indonesia kini menetapkan target untuk menjadi negara pengguna energi panas bumi terbesar di dunia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan hal tersebut dalam pada pidatonya saat pembukaan World Geothermal Congress (WGC) atau Kongres Panas Bumi Dunia 2010 di Nusa Dua Bali, pada hari Senin.
Presiden mengatakan bahwa untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi sebesar lima persen pada 2025. Target ini, menurut Presiden, setara dengan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 9500 megawatt.
Selain memiliki rencana aksi pengembangan energi panas bumi hingga 2025, ujar Presiden, Indonesia juga menyiapkan laboratorium pusat pengembangan energi. "Pusat ini akan menghadirkan para ahli dari Indonesia dan dunia, menjadi base camp bagi upaya dunia untuk memacu penggunaan energi yang terbaharui dan berkelanjutan dari sumber-sumber energi di seluruh dunia," kata Presiden. Di laboratorium tersebut, menurut Presiden, teknik dan teknologi baru akan diuji
Saat ini, Indonesia adalah negara ketiga yang paling banyak memanfaatkan panas bumi, di belakang Amerika dan Filipina. Total, terdapat 87 negara yang telah memanfaatkan energi panas bumi.
Kongres Panas Bumi Dunia 2010 ini menghadirkan Presiden Asosiasi Geothermal Internasional Prof. Dr. Ladidlaus Rybach. Prof. Rybach menyebut, walaupun banyak negara sudah memanfaatkan panas bumi, namun, “Kita harus mempercepat pengembangan panas bumi, guna mewujudkan tema geothermal yang mampu merubah dunia, (dan) kita perlu menyatukan kekuatan."