Indonesia dan Kanada pada Senin (2/12) meneken Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang bertujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara anggota G20. Penandatanganan itu dilakukan tiga tahun setelah dimulainya negosiasi.
Kesepakatan tersebut akan mulai berlaku pada 2026 dan ditandatangani di Jakarta oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng.
Budi mengatakan Indonesia menghargai dukungan Kanada terhadap rencananya untuk memprioritaskan sektor mineral kritis, yang sangat penting bagi pertumbuhan berkelanjutan domestik.
"Bersama-sama, kita memajukan pengelolaan mineral kritis yang berkelanjutan, mendukung target nol emisi Indonesia pada 2060, dan mendorong investasi Kanada sambil mendorong pertumbuhan hijau di kedua negara," katanya dalam konferensi pers bersama.
Indonesia merupakan surga bagi komoditas timah, tembaga, bauksit, dan lainnya, serta merupakan sumber bijih nikel terbesar di dunia.
Pemerintah berupaya mengekstraksi lebih banyak nilai dari mineral tersebut dengan menarik investasi dalam pemrosesannya serta produksi baterai kendaraan listrik.
Amerika Serikat pada Juli mengungkapkan pihaknya mendekati Indonesia untuk bergabung dengan kemitraan keamanan mineral multinasional yang bertujuan mempercepat pengembangan rantai pasokan mineral penting yang berkelanjutan. Pada September, Indonesia juga membuat perjanjian dengan Inggris untuk bekerja sama dalam pengelolaan mineral penting.
BACA JUGA: Jokowi Ajak Kanada, Inggris Berinvestasi di IKNData Kementerian Perdagangan menunjukkan perdagangan dua arah antara Indonesia dan Kanada mencapai $3,4 miliar tahun lalu. Kanada memperkirakan perdagangan bilateral akan mencapai $5,1 miliar pada 2023.
Ekspor utama Kanada ke Indonesia adalah pupuk produk pertanian, sementara Indonesia terutama mengekspor mesin dan mesin listrik serta pakaian dan alas kaki.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Prabowo Subianto bertemu di sela-sela pertemuan puncak para pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Peru pada November.
Prabowo saat itu menyatakan bahwa ia menjajaki lebih banyak kerja sama di sektor perikanan, manufaktur, dan energi terbarukan. [ah/rs]