Menurut Ahmad Syafiq – Kepala Pusat Pengembangan Karir Universitas Indonesia – menjadi kampus yang berstandar dunia merupakan target utama Indonesia saat ini.
WASHINGTON DC —
Mendorong generasi muda untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi merupakan salah satu target Tujuan Pembangunan Milenium yang ditetapkan PBB. Dan membangun pendidikan tinggi yang berskala dunia adalah target dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini mengemuka dalam diskusi “Membangun Universitas Kelas Dunia” di Bank Dunia – Washington DC hari Kamis.
Berbagai negara berlomba-lomba meningkatkan kualitas pendidikan mereka, terutama pendidikan tinggi. Ini dilakukan lewat berbagai cara, antara lain menggagas inisiatif pengumpulan dana, pembangunan infrastruktur dan teknologi, atau peningkatan kualitas pengajar.
Pemerintah Korea Selatan menggagas “Brain Korea 21”, pemerintah Singapura mendorong “Global School House”, pemerintah Taiwan memperkenalkan “Excellence Initiative”, pemerintah Vietnam dengan “New Model University”, dan pemerintah Jepang dengan “Global 30 Project”. Demikian pula dengan pemerintah Indonesia.
Menurut Ahmad Syafiq – Kepala Pusat Pengembangan Karir Universitas Indonesia – yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi “Membangun Universitas Kelas Dunia” di Bank Dunia – Washington DC hari Kamis, menjadi kampus yang berstandar dunia merupakan target utama Indonesia saat ini.
“World Class University (WCU) adalah fenomena yang sedang terjadi di seluruh dunia. Ini sedang jadi trend karena dengan menjadi WCU berarti menjadi cerminan standar kualitas yang baik. Menjadikan kampus yang berstandar WCU penting karena berarti memiliki kualitas baik. Tetapi menjadi WCU juga bukan sesuatu yang statis karena standarnya akan selalu berubah. Jadi meskipun kelak sudah mencapai standar itu, tidak boleh berpuas diri,” kata Syafiq.
Tetapi menurut Francisco Marmolejo – Koordinator Pendidikan Tersier Jaringan Pembangunan Manusia Bank Dunia – seringkali terjadi salah kaprah ketika bicara tentang pembangunan kampus berkualitas dunia. Orang semata-mata mengaitkannya dengan pembangunan infrastruktur canggih, banyaknya dana yang terkumpul, berapa banyak mahasiswa kampus yang bisa melanjutkan kuliah di luar negeri atau berapa banyak mahasiswa asing yang berkuliah di kampus tersebut.
Padahal menurut Francisco Marmolejo, ukurannya bukan pada hal-hal itu.
“Banyak miskonsepsi tentang maksud untuk mencapai status kampus standar dunia. Diantaranya fakta bahwa kadangkala hal itu hanya diasosiasikan dengan anggaran, gedung atau infrastruktur baru, atau institusi pendidikan baru dianggap sangat menarik jika bisa membawa beberapa orang kampus terkenal dari luar negeri atau menarik mahasiswa dari luar negeri (untuk belajar di kampus tersebut). Atau mengaitkan status universitas-berkelas-dunia hanya dengan strategi pemasaran untuk memperoleh status yang berbeda dari sebelumnya. Ini miskonsepsi yang paling umum terjadi. Berupaya keras meraih status kampus berkelas dunia sangat baik bagi kepentingan nasional. Tetapi mereka seharusnya juga memiliki akar yang kuat dengan komunitas lingkungannya dan rasa tanggungjawab yang sangat besar pada mereka yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan. Ini jauh lebih penting,” ujar Fransisco.
Universitas Indonesia yang terletak di Depok – Jawa Barat selama ini dikenal sebagai kampus terbaik di Indonesia. Tetapi dalam sistem ranking universitas di dunia, Universitas Indonesia hanya menduduki posisi ke-217. Sepuluh urutan teratas masih diduduki oleh kampus-kampus universitas di Amerika dan Inggris.
Universitas Indonesia dan universitas-universitas lain di seluruh Indonesia kini sedang berupaya keras meningkatkan kualitas mereka dengan membangun perpustakaan yang lebih lengkap – termasuk digital-library yang bisa diakses seluruh sivitas akademika dari mana saja, jaringan teknologi informasi yang cepat, perbaikan sistem pengajaran dan kurikulum, serta peningkatan peran badan-badan kemahasiswaan.
Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia juga mensyaratkan seluruh kampus untuk memberi prosentase penerimaan yang seimbang bagi mahasiswa dari kota-kota kecil – terutama di Indonesia bagian timur.
Semua ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas dunia pendidikan tinggi Indonesia segera.
Berbagai negara berlomba-lomba meningkatkan kualitas pendidikan mereka, terutama pendidikan tinggi. Ini dilakukan lewat berbagai cara, antara lain menggagas inisiatif pengumpulan dana, pembangunan infrastruktur dan teknologi, atau peningkatan kualitas pengajar.
Pemerintah Korea Selatan menggagas “Brain Korea 21”, pemerintah Singapura mendorong “Global School House”, pemerintah Taiwan memperkenalkan “Excellence Initiative”, pemerintah Vietnam dengan “New Model University”, dan pemerintah Jepang dengan “Global 30 Project”. Demikian pula dengan pemerintah Indonesia.
Menurut Ahmad Syafiq – Kepala Pusat Pengembangan Karir Universitas Indonesia – yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi “Membangun Universitas Kelas Dunia” di Bank Dunia – Washington DC hari Kamis, menjadi kampus yang berstandar dunia merupakan target utama Indonesia saat ini.
“World Class University (WCU) adalah fenomena yang sedang terjadi di seluruh dunia. Ini sedang jadi trend karena dengan menjadi WCU berarti menjadi cerminan standar kualitas yang baik. Menjadikan kampus yang berstandar WCU penting karena berarti memiliki kualitas baik. Tetapi menjadi WCU juga bukan sesuatu yang statis karena standarnya akan selalu berubah. Jadi meskipun kelak sudah mencapai standar itu, tidak boleh berpuas diri,” kata Syafiq.
Tetapi menurut Francisco Marmolejo – Koordinator Pendidikan Tersier Jaringan Pembangunan Manusia Bank Dunia – seringkali terjadi salah kaprah ketika bicara tentang pembangunan kampus berkualitas dunia. Orang semata-mata mengaitkannya dengan pembangunan infrastruktur canggih, banyaknya dana yang terkumpul, berapa banyak mahasiswa kampus yang bisa melanjutkan kuliah di luar negeri atau berapa banyak mahasiswa asing yang berkuliah di kampus tersebut.
Padahal menurut Francisco Marmolejo, ukurannya bukan pada hal-hal itu.
“Banyak miskonsepsi tentang maksud untuk mencapai status kampus standar dunia. Diantaranya fakta bahwa kadangkala hal itu hanya diasosiasikan dengan anggaran, gedung atau infrastruktur baru, atau institusi pendidikan baru dianggap sangat menarik jika bisa membawa beberapa orang kampus terkenal dari luar negeri atau menarik mahasiswa dari luar negeri (untuk belajar di kampus tersebut). Atau mengaitkan status universitas-berkelas-dunia hanya dengan strategi pemasaran untuk memperoleh status yang berbeda dari sebelumnya. Ini miskonsepsi yang paling umum terjadi. Berupaya keras meraih status kampus berkelas dunia sangat baik bagi kepentingan nasional. Tetapi mereka seharusnya juga memiliki akar yang kuat dengan komunitas lingkungannya dan rasa tanggungjawab yang sangat besar pada mereka yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan. Ini jauh lebih penting,” ujar Fransisco.
Universitas Indonesia yang terletak di Depok – Jawa Barat selama ini dikenal sebagai kampus terbaik di Indonesia. Tetapi dalam sistem ranking universitas di dunia, Universitas Indonesia hanya menduduki posisi ke-217. Sepuluh urutan teratas masih diduduki oleh kampus-kampus universitas di Amerika dan Inggris.
Universitas Indonesia dan universitas-universitas lain di seluruh Indonesia kini sedang berupaya keras meningkatkan kualitas mereka dengan membangun perpustakaan yang lebih lengkap – termasuk digital-library yang bisa diakses seluruh sivitas akademika dari mana saja, jaringan teknologi informasi yang cepat, perbaikan sistem pengajaran dan kurikulum, serta peningkatan peran badan-badan kemahasiswaan.
Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia juga mensyaratkan seluruh kampus untuk memberi prosentase penerimaan yang seimbang bagi mahasiswa dari kota-kota kecil – terutama di Indonesia bagian timur.
Semua ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas dunia pendidikan tinggi Indonesia segera.