Di tengah area persawahan Desa Karangrejo, tidak jauh dari destinasi wisata Borobudur, Jawa Tengah, Pertamina membangun PLTS berskala kecil. Lokasi tepatnya di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Karangrejo, yang merupakan unit usaha desa di sektor pariwisata dan kuliner.
Delegasi Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDW-CSWG) G20 berkesempatan melihat langsung proyek percontohan ini, Kamis (24/3). Proyek ini adalah kerja sama Pertamina dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Chief Executive Officer (CEO) Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), Dannif Danusaputro menyebut transisi energi adalah langkah yang terjangkau.
“Pertamina bekerja sama dengan KLHK ingin memberikan edukasi kepada masyarakat desa, bahwa sumber energi itu bisa berasal dari sumber energi surya. Ini mudah dipasang, affordable, dan yang penting adalah bisa diandalkan. Aset ini bisa bertahan paling enggak 20 tahun,” ujar Dannif.
Pertamina telah menugaskan subholding PNRE mengimplementasikan agenda strategisnya mencapai target bauran energi 31 persen EBT (energi baru terbarukan) pada 2030. Upaya itu diperkuat oleh keinginan G20, khususnya melalui gugus tugas Energy, Sustainable and Climate.
“Pertamina mempercepat seluruh program green energy transition, khususnya delapan insiatif yang sudah dijalankan dari hulu hingga hilir,” tambah Dannif
Pertamina menetapkan target pengembangan energi bersih 10 gigawatt (GW) hingga 2026. Selain itu juga mengembangkan proyek carbon capture utilization and storage (CCUS) di Lapangan Sukowati dan Gundih. Pertamina juga serius di sektor energi bersih di operasi panas bumi, mengembangkan konsep green energy station/GES berupa SPBU berkonsep hijau, dan penggunaan PLTS sebagai sumber energi listrik. Mereka memasang target pemasangan panel surya dengan kapasitas total 500 MW hingga 2030 di seluruh wilayah operasi Pertamina Group.
“Langkah ini sejalan dengan tema presidensi tahun ini yakni recover together, recover stronger, dengan isu prioritas utama yang memerlukan tindakan kolektif secara global, yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, serta transformasi digital dan ekonomi,” tambah Dannif.
Tahun 2021, Pertamina telah merintis Desa Energi Berdikari di 19 desa, sedangkan tahun ini program serupa akan menjangkau 38 desa di berbagai wilayah di Indonesia.
Target Besar Indonesia
Indonesia sendiri menargetkan penurunan emisi sebesar 29 persen pada 2030. Di sektor energi, target pemerintah adalah mengurangi emisi 314 juta ton setara CO2 (tCO2e) pada tahun yang sama.
Target besar tersebut dicapai melalui peran serta seluruh pihak mempromosikan transisi energi, dari fosil menjadi sumber Energi Baru Terbarukan. Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro, menilai konsep proyek percontohan Pertamina ini tepat.
“Ini adalah konsep yang di persidangan G20 dibicarakan selalu, yaitu nature based solution dan ecosystem approach. Artinya, sambil memulihkan lingkungan, kita juga menyelesaikan masalah sosial, juga menciptakan penghidupan. Jadi win win solution,” kata Sigit.
Balkondes adalah pusat bisnis, khususnya penginapan dan kuliner, yang dibangun oleh sejumlah BUMN, termasuk Pertamina di kawasan sekitar Borobudur. Tujuannya adalah menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Di Karangrejo, Pertamina membangun pusat kuliner dan fasilitas penginapan, yang kemudian diserahkan kepada desa, dan menjadi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Panel surya yang dipasang saat ini, melengkapi fungsi Balkondes, tidak hanya sebagai pusat kegiatan ekonomi, tetapi juga edukasi masyarakat terkait peran strategis EBT. PLTS juga mengurangi konsumsi listrik PLN, yang pada gilirannya memberikan penghematan operasional Balkondes.
“Ini adalah contoh yang nyata. Apalagi dilengkapi sumber energinya adalah matahari. Komplet sudah. Artinya, di dalam sistem itu, semua energi berasal dari potensi setempat. Yang diminta Bapak Presiden sudah kita laksanakan disini,” tambah Sigit.
Pelibatan Generasi Muda
Negara-negara G20 juga memberi perhatian besar terhadap upaya mengajak anak muda berperan menyelesaikan persoalan global. Prakarta Pertamina melalui proyek percontohan PLTS ini juga melibatkan anak-anak muda yang tergabung dalam Society Of Renewables Energy (SRE).
Reiner Nathaniel Jabanto, salah satu pegiat SRE menyebut, ada dua langkah yang diambil agar proyek percontohan ini berkesinambungan.“Yang pertama adalah pelatihan langsung ke masyarakat lokal, dari Balkondes maupun masyarakat, baik itu teknis dan juga pelatihan pemahaman tentang apa itu PLTS,” kata Reiner kepada VOA.
Jika dibutuhkan pengetahuan teknis dan perawatan yang lebih, SRE kini telah berkembang dan memiliki anggota di 40 perguruan tinggi di Indonesia. Jika PLTS di kawasan Borobudur ini bermasalah, misalnya, masyarakat akan dibantu oleh SRE melalui anggota mereka yang ada di Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Indonesia, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dan Univesitas Tidar. Empat perguruan tinggi ini berada tidak jauh dari lokasi PLTS.
Your browser doesn’t support HTML5
“Jadi jika dibutuhkan perawatan yang lebih komprehensif, nanti akan dikirim tim dari empat universitas itu untuk membantu perbaikan PLTS-nya, jika ada masalah,” kata Reiner.
Zagy Berian, pendiri SRE mengatakan, organisasi tersebut lahir karena anak muda akan bertanggung jawab terhadap perubahan iklim di masa depan.“Kita sangat mendukung Presidensi G20 Indonesia. Saat ini kita membantu Kementerian ESDM mengusung gerakan di sektor transisi energi, dengan beberapa program transisi energi untuk anak muda,” kata Zagy.
Kawasan Borobudur memiliki potensi sinar matahari yang besar. Karena itulah, Zagy dan anak-anak muda di SRE meyakini, proyek percontohan di Balkondes Karangrejo ini bisa menjadi awal mendekatkan masyarakat dan teknologi PLTS.
“Enggak cuma untuk penerangan, tapi juga bisa untuk irigasi sawah. Kita bisa lihat saat kemarau mereka tidak bisa mendapatkan air. Jadi kita sosialisasikan satu solusi, panel surya mengalirkan listrik ke pompa yang bisa mengaliri air ke sawah-sawah mereka,” tambahnya. [ns/ab]