Inflasi AS Naik, Mungkinkan Kenaikan Suku Bunga

Naiknya inflasi di AS, memungkinkan kenaikan suku bunga pinjaman oleh bank sentral (Federal Reserve) dalam pertemuan bulan depan (foto: ilustrasi).

Inflasi Amerika naik sedikit pada bulan Oktober, mendorong kemungkinan bank sentral akan segera menaikkan suku bunga.

Sebuah laporan pemerintah mengatakan harga-harga naik seperlima persen pada September. Selain sektor energi dan pangan, di mana harga-harga mudah berubah, indeks konsumen AS naik 1,9 persen dalam setahun terakhir, mendekati target dua persen yang ditetapkan bank sentral.

Para pakar mengatakan, tingkat inflasi yang rendah dan konsisten memungkinkan keluarga dan perusahaan untuk merencanakan pembelian rumah dan peralatan yang lebih baik, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pejabat bank sentral mengatakan, mereka ingin melihat inflasi naik sedikit sebelum mereka meningkatkan suku bunga. Secara luas, Bank Sentral diharapkan akan menaikkan suku bunga pada pertengahan Desember dari tingkat terendah yang tercatat sejak krisis keuangan tahun 2008.

Gagasan di balik menurunkan suku bunga adalah mengurangi biaya pinjaman, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sekarang ini setelah tingkat pengangguran turun dari 10 persen menjadi lima persen, sebagian ekonom mengatakan, pemberian stimulus darurat tidak lagi diperlukan. Mereka mengatakan, menaikkan tingkat suku bunga akan memberikan ruang bagi bank sentral untuk merangsang ekonomi lagi apabila terjadi krisis berikutnya.

Sebuah laporan terpisah mengatakan, sektor manufaktur AS naik empat persepuluh persen pada bulan Oktober, setelah jatuh pada bulan sebelumnya. Sektor manufaktur telah terhambat oleh lambannya permintaan pasar luar negeri. Dolar yang kuat juga merugikan ekspor Amerika, termasuk barang-barang manufaktur, sehingga barang-barang itu lebih mahal dan kurang bersaing di pasar dunia. [ps/ii]