Bank Sentral Eropa (ECB), pada Kamis (4/5), mengatakan inflasi saat ini masih terlalu tinggi dan seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, lembaga tersebut mengumumkan kenaikan ketujuh berturut-turut untuk tiga suku bunga utamanya sejak Juli tahun lalu, meskipun kenaikan yang ditetapkan saat ini sebesar 0,25 persen adalah yang terkecil dari peningkatan sebelumnya.
Berbicara kepada wartawan di Frankfurt, Jerman, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan meskipun inflasi telah turun dari level tertingginya, yang sempat tercatat lebih dari 10 persen di bulan Oktober, kini menjadi 7 persen, namun angka tersebut dirasa masih terlalu tinggi.
Bank itu mengatakan kenaikan suku bunga sebelumnya - yang semuanya berkisar antara 0,5 hingga 0,75 poin persentase, diterapkan secara paksa ke seluruh industri keuangan blok tersebut. Namun, tidak jelas bagaimana penerapan itu bisa berdampak secara nyata pada ekonomi.
Your browser doesn’t support HTML5
ECB, bank sentral untuk zona mata uang euro — kelompok 20 negara yang menggunakan mata uang euro — mengumumkan kenaikan suku bunga, sehari setelah bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,25 persen dan mengindikasikan bahwa kenaikan tersebut dapat menjadi yang terakhir untuk sementara waktu.
Lagarde, pada Kamis, tidak memberikan indikasi serupa dengan mengatakan, "Ini adalah sebuah perjalanan. Kita belum tiba di tujuan."
Sebuah pernyataan pers ECB menyatakan "keputusan masa depan bank itu akan memastikan bahwa tingkat kebijakan akan dibawa ke tingkat yang cukup ketat untuk mencapai pemulihan inflasi tepat waktu ke target jangka menengah 2 persen dan akan dipertahankan pada tingkat itu selama diperlukan." [my/jm]
Beberapa informasi dalam artikel ini diambil the Associated Press, Reuters and Agence France-Presse.