Inggris akan menjadi tuan rumah Eurovision Song Contest tahun depan untuk mewakili Ukraina yang menjadi pemenang tahun ini, sehubungan konflik yang masih terjadi di negara itu, menurut panitia kompetisi hari Senin (25/7).
Meskipun tradisi puluhan tahun menyatakan bahwa pemenang lomba berhak menjadi tuan rumah di penyelenggaraan tahun berikutnya, European Broadcasting Union (EBU) telah menyatakan bahwa alasan keselamatan dan keamanan membuat juara kedua lomba itu, Inggris, diundang menjadi tuan rumah.
BBC akan memproduksi acara yang biasanya menarik perhatian hampir 200 juta pemirsa televisi dan terakhir kali diselenggarakan di Inggris pada 1998. Ukraina akan secara otomatis lolos ke grand final kompetisi itu, kata EBU.
“Sangat disesalkan bahwa rekan-rekan dan teman-teman kami di Ukraina tidak dapat menjadi tuan rumah Eurovision Song Contest 2023,” kata Direktur Jenderal BBC Tim Davie dalam sebuah pernyataan.
“BBC berkomitmen untuk membuat acara ini menjadi cerminan sejati warga Ukraina di samping juga menampilkan keragaman musik dan kreativitas Inggris.”
BACA JUGA: Bicara di Liga Arab, Lavrov Tekankan Alasan Invasi Rusia ke UkrainaPerdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada bulan lalu bahwa ia percaya Ukraina dapat dan patut menjadi tuan rumah ajang itu tahun 2023.
Johnson mengatakan di Twitter bahwa ia telah sepakat pekan lalu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa “di mana pun Eurovision 2023 diselenggarakan, acara itu harus merayakan negara dan bangsa Ukraina.”
“Karena sekarang kita yang menjadi tuan rumah, Inggris akan menghormati janji itu secara langsung – dan mengadakan kontes fantastis atas nama teman-teman Ukraina kami,” kata Johnson, yang selalu vokal mendukung Ukraina.
Peserta asal Inggris pada Eurovision Mei lalu di Italia menempati urutan kedua di belakang penampilan Kalush Orchestra asal Ukraina, yang mendapat gelombang dukungan masyarakat untuk meraih kemenangan yang emosional.
BBC mengatakan pihaknya akan memulai proses pencarian kota yang akan menjadi tuan rumah. [rd/jm]