Inggris Akhiri Semua Aturan Pembatasan terkait COVID-19

Seorang pria mengenakan masker saat berjalan melewati sebuah papan pengumuman kampanye kesehatan di underpass yang menuju stasiun kereta bawah tanah Westminster di London, pada 27 Januari 2022. (Foto: AP/Matt Dunham)

Seperti yang diperkirakan, Perdana Mentri Inggris Boris Johnson mengumumkan penyudahan semua aturan pembatasan terkait COVID-19 di dalam negeri pada 24 Maret, termasuk di dalamnya aturan isolasi mandiri bagi mereka yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19.

Berbicara di depan Parlemen, Johnson mengatakan negara itu masih akan mendorong mereka yang dites positif atau mengalami gejala, untuk tinggal di rumah setidaknya sampai tanggal 1 April, waktu di mana pemerintah hanya akan mendorong orang dengan tes atau gejala positif "untuk bertanggung jawab secara pribadi." Mulai 1 April, pemerintah Inggris juga akan menghentikan pembayaran untuk tes COVID-19.

Your browser doesn’t support HTML5

Transisi Menuju Covid-19 sebagai Penyakit Endemik

Johnson mengumumkan pencabutan larangan itu, ketika di waktu yang sama ia berharap Ratu Elizabeth sembuh setelah dinyatakan positif COVID-19 pada Minggu (20/2) lalu. Perdana Menteri itu mengatakan, hasil tes Ratu yang positif merupakan pengingat bahwa pandemi belum berakhir.

Para ilmuwan bersama dengan sebagian politisi oposisi memperingatkan bahwa dengan mengakhiri semua pengujian dan pelacakan (testing and tracing) akan melemahkan kemampuan untuk melacak penyakit itu dan kemampuan dalam menangani setiap lonjakan penularan baru.

Di saat yang sama, juru bicara pemerintah Yordania mengatakan bahwa Perdana Menteri Bishr al-Khasawneh dinyatakan positif terjangkit COVID-19 pada Senin (21/2) ketika mengunjungi Mesir. Perdana Menteri itu berada di Kairo untuk memimpin delegasi negaranya dalam pembicaraan kerjasama dengan para pejabat Mesir.

BACA JUGA: Pandemi Berkepanjangan, 3 dari 10 Orang di AS Hadapi Isu Kesehatan Mental


Sementara itu di Australia, Menteri negara bagian New South Wales Dominic Perrotte mengatakan, "Hari ini kami bergabung kembali dengan dunia", ketika negara itu dibuka bagi para turis internasional untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun, setelah mencabut pembatasan COVID-19.

Israel pada Minggu (20/2) mengatakan akan mengizinkan wisatawan yang tidak divaksinasi memasuki negara itu mulai 1 Maret. Wisatawan diharuskan melakukan dua tes PCR, sebelum keberangkatan dan setelah mendarat di Israel. [ps/lt]