Inggris Buka Kembali Kedutaan Besarnya di Iran

Staf Kedutaan Besar menyimak Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond dalam pembukaan kembali Kedutaan Besar Inggris di Teheran, Iran, 23 Agustus 2015.

Inggris membuka kembali kedutaan besarnya di ibukota Iran, Minggu (23/8), hampir empat tahun setelah ditutup menyusul serangan yang dilakukan oleh para demonstran yang menyerbu kedutaan besar tersebut.

Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond sedang berada di Teheran ketika mengumumkan dibukanya kembali kedutaan besar tersebut.

Ia menyebutkan kunjungan hari Minggu tersebut sebagai "saat bersejarah" bagi hubungan antara kedua negara tersebut, dan menekankan bahwa kunjungan tersebut adalah kunjungan menteri luar negeri yang pertama sejak 2003.

Sebelum upacara pembukaan kembali, Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan Kedutaan Besar Iran di London juga akan dibuka pada saat yang bersamaan, diawali dengan pengutusan pejabat pejabat ad interim, dengan tujuan mengirimkan duta besar di kedua kedutaan besar tersebut dalam beberapa bulan mendatang.

Cairnya hubungan diplomatik

Hammond menyebutkan hubungan dengan Iran telah membaik, dan mengatakan mencairnya hubungan diplomatik pertama kali dilihat dua tahun lalu ketika Presiden Iran yang moderat Hassan Rouhani, terpilih.

“Terpilihnya Presiden Rouhani dan kesepakatan nuklir bulan lalu adalah tonggak bersejarah," kata Hammond. "Saya yakin ada lebih banyak potensi dalam hubungan kedua negara kita."

Kementerian Luar Negeri mengatakan delegasi perdagangan kecil-kecilan Inggris ikut menemani Hammond untuk mendiskusikan perdagangan di masa depan yang dimungkinkan setelah kesepakatan nuklir tercapai bulan lalu.

Tapi Inggris mengatakan dibukanya kedutaan besar tersebut tidak terkait langsung dengan kesepakatan nuklir.

Inggris menyebut Iran sebagai "negara penting di kawasan yang bergejolak" dan menyatakan pentingnya memiliki kedutaan besar bahkan di tempat di mana kedutaan besar tersebut beroperasi "di bawah situasi yang sulit."

Serangan di kompleks kedutaan besar

Inggris mengatakan empat tahun lalu bahwa serangan terhadap kompleks diplomasinya tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan diam-diam pemerintah Iran saat itu.

Kekerasan terjadi setelah parlemen Iran memilih untuk mengusir duta besar Inggris sebagai pembalasan atas sanksi yang dipimpin Inggris terhadap sektor perbankan Iran.

Kerumunan siswa memasuki kompleks kedutaan besar Inggris tersebut, menurunkan bendera Inggris, membakar kantor tersebut dan menghancurkan lukisan Ratu Victoria abad ke-19.

Setelah kerusuhan tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut kedutaan besar Inggris sebagai “kedutaan besar yang jahat.”

London menjawab kejadian tersebut dengan menurunkan hubungan diplomatik dengan Iran ke tingkat yang paling rendah, walaupun tidak benar-benar memutuskan hubungan sepenuhnya.