Inggris Buka Kembali Komponen Utama Karbon Dioksida bagi Industri Makanan

CO2 digunakan untuk membuat minuman soda berkarbonasi (foto: ilustrasi).

Inggris, Rabu (22/9) memperingatkan bahwa kesepakatan untuk memulai kembali produksi tangkapan karbon dioksida dapat menelan biaya puluhan juta poundsterling. Kesepakatan itu sangat penting bagi industri makanan namun dihentikan karena melonjaknya harga gas.

Karbon dioksida (CO2) digunakan di rumah-rumah potong untuk menyetrum hewan sebelum dipotong untuk diambil dagingnya. CO2 juga digunakan untuk membuat bir dan soda berkarbonasi, sementara CO2 yang beku atau es kering membuat makanan tetap segar selama periode pengangkutan.

Karbon dioksida adalah produk turunan yang berharga dari produksi pupuk.

Pemerintah Inggis hari Selasa (21/9) setuju untuk membayar penuh biaya operasi pabrik pupuk raksasa CF Industries di Teeside, Inggris timur laut, selama tiga minggu.

Minggu lalu perusahaan AS menutup Teeside dan fasilitas lain di Cheshire, Inggris barat laut, dengan alasan biaya gas alam untuk pembuatan pupuk yang melonjak, yang pada akhirnya mengurangi CO2 yang dibutuhkan terutama oleh industri pangan, kesehatan dan nuklir.

Biaya intervensi Inggris itu "akan mencapai jutaan, mungkin puluhan juta" poundsterling, kata Menteri Lingkungan George Eustice kepada Sky News, Rabu (22/9).

George menekankan langkah itu "sementara" karena pasar CO2 perlu "beradaptasi" dengan kenaikan harga gas.

"Kedua pabrik CF akan dibuka kembali, untuk membawa kembali pasokan (CO2)," tambah Eustice.

Kedua pabrik CF menyumbang sekitar 60 persen dari total pasokan CO2 Inggris.

Kekurangan CO2 telah memicu peringatan akan semakin meningkatnya tekanan terhadap pasokan pangan, yang sudah terganggu oleh kurangnya jumlah pengemudi truk.

Berita itu muncul di tengah krisis rantai pasokan yang lebih luas yang dipicu oleh pandemi virus corona dan diperburuk oleh Brexit.

"Kami tidak memperkirakan kedua pabrik ini perlu ditutup," kata Eustice.

"Saat ini banyak gangguan dalam rantai pasokan global sementara dunia mulai keluar dari pandemi, keluar dari lockdown dan memulai kembali bisnis seperti biasa."

Pemerintah, Senin (20/9) bersikeras bahwa Inggris dapat menghindari darurat pasokan gas pada musim dingin, sementara lonjakan harga juga mengancam penyedia listrik domestik dan pengeluaran rumah tangga. [mg/ka]