Menteri Luar Negeri Inggris, Rabu (17/2) dijadwalkan akan meminta sebuah resolusi kepada Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata lokal agar vaksin COVID-19 dapat dikirim kepada jutaan orang yang berada di zona konflik.
“Kita memiliki kewajiban moral untuk bertindak, dan kebutuhan strategis untuk bersama-sama mengalahkan virus ini,” demikian yang akan dikatakan Dominic Raab dalam pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB tentang peluncuran vaksin COVID-19 secara global, sebut sebuah pernyataan dari kantornya. Inggris bulan ini mendapat giliran memimpin dewan yang terdiri dari 15 negara itu.
PBB telah mendorong akses global yang adil ke vaksin COVID-19, dengan menekankan bahwa tidak ada negara yang aman sampai semua negara di dunia aman. Vaksinasi yang tidak merata juga dapat menyebabkan mutasi virus dan virus baru yang kebal vaksin.
BACA JUGA: Covid-19 di Somalia: Vaksin Masih Jauh, Masyarakat Makin AbaiLebih dari 160 juta orang berisiko tidak mendapat vaksin karena instabilitas dan konflik, di berbagai tempat termasuk Yaman, Suriah, Sudan Selatan dan Ethiopia. Inggris mengatakan bahwa gencatan senjata sementara yang dinegosiasikan secara kasus per kasus ketika vaksin sudah tersedia dan siap untuk didistribusikan ke kawasan, dapat memfasilitasi keamanan pekerja bantuan yang melakukan imunisasi dan warga sipil yang diimunisasi.
Inggris merujuk pada keberhasilan upaya di Afghanistan pada tahun 2001 sebagai bukti bahwa gencatan senjata lokal dapat dilakukan. Di Afghanistan, gencatan senjata selama dua hari memungkinkan ribuan pekerja medis dapat melakukan imunisasi polio bagi hampir enam juta anak-anak.
BACA JUGA: NATO Incar Pengaturan Ulang di Afghanistan pasca-TrumpPara diplomat mengatakan Raab diperkirakan akan mengumumkan perundingan mengenai resolusi dewan dalam pertemuan itu, dengan tujuan mengedarkan draf pertama kepada anggota dewan pada akhir minggu untuk dibahas. Draf itu akan menyerukan diadakannya gencatan senjata lokal, akses kepada populasi yang rentan dan pendanaan bagi upaya itu.
Inisiatif itu menghadapi perjuangan berat jika indikatornya adalah upaya serupa yang dilakukan Sekjen PBB Antonio Guterres. Pada akhir bulan Maret, di saat virus corona menyebar di seluruh dunia, ia meluncurkan seruan bagi gencatan senjata global untuk membantu upaya penanggulangan internasional.
Dewan Keamanan membutuhkan waktu tiga bulan untuk menyetujui sebuah resolusi yang mendukung seruan Guterres, setelah adanya perseteruan antara delegasi Amerika yang ketika itu dipimpin Trump dan China tentang asal usul virus. Meskipun pertempuran telah mereda di beberapa zona konflik, hingga kini belum ada gencatan global. [lj/uh]