Inggris Peringati Setahun Serangan di Jembatan London

PM Inggris Theresa May (tengah), Walikota London Sadiq Khan (kedua dari kiri) hadir dalam satu tahun pasca serangan teror di jembatan London, Minggu (3/6).

Perdana Menteri Inggris Theresa May Sabtu malam (2/6) bergabung bersama keluarga korban, mereka yang selamat dan para petugas darurat dalam upacara untuk memperingati satu tahun pasca serangan teror dengan menggunakan pisau dan kendaraan di jembatan London.

Delapan orang tewas dan hampir 50 lainnya luka-luka ketika tiga ekstremis yang terinspirasi kelompok ISIS menabrak para pejalan kaki di jembatan itu, kemudian menikam orang-orang di bar dan restoran yang penuh sesak Borough Market dekatnya, salah satu pusat jajanan utama di London. Tiga penyerang itu ditembak mati polisi dalam beberapa menit.

Serangan itu terjadi dua minggu setelah ledakan bom di konser Ariana Grande di Manchester Arena yang menewaskan 22 orang.

Lebih dari 700 orang berkumpul di Katedral Southwark yang berumur beberapa abad, yang terletak di antara jembatan dan pasar di tepi selatan Sungai Thames yang sibuk. Pemimpin Katedral Southwark Andrew Nunn mengatakan ia berharap peringatan ini ‘’akan membantu pemulihan kita.’’

Setelah upacara kebaktian, keluarga korban yang tewas menanam satu pohon zaitun di pekarangan katedral dengan menggunakan kompos yang terbuat dari bunga-bunga yang diletakkan warga yang berduka setelah serangan itu.

Perdana Menteri Theresa May, Walikota London Sadiq Khan dan sejumlah orang yang luka-luka meletakkan karangan bunga di samping jembatan sebelum detik-detik mengheningkan cipta pada jam 4.30 sore. Kata-kata #LondonUnited diproyeksikan ke jembatan itu pada saat senja.

Dalam sebuah pernyataan, May menyampaikan rasa hormat atas keberanian para petugas darurat, termasuk Ignacio Echeverria, seorang laki-laki asal Spanyol yang melumpuhkan penyerang dengan papan seluncurnya, meskipun kemudian tewas terbunuh.

May mengatakan fakta bahwa tujuh dari delapan korban berasal dari luar Inggris – yaitu dari Perancis, Spanyol, Australia dan Kanada – merupakan “refleksi ibukota cosmopolitan kita yang hebat, yang energi dan nilai-nilainya membuat orang datang dari seluruh dunia, dan merupakan pengingat yang tragis bahwa ancaman terorisme telah melampaui batas dan menimbulkan dampak pada kita semua.” [em/al]