Inggris Setujui Tambang Batu Bara Baru Pertama dalam Beberapa Dekade, Picu Kemarahan

  • Associated Press

Demonstran membentangkan spanduk yang berisi penolakan terhadap tambang batu bara di West Cumbria, Inggris, dalam aksi protes yang berlangsung di tengah perhelatan konferensi iklim PBB di Glasgow, Skotlandia, pada 2 November 2021. (Foto: AP/Scott Heppell)

Pemerintah Konservatif Inggris, pada Rabu (7/12), menyetujui tambang batu bara baru pertama Inggris dalam tiga dekade, sebuah keputusan yang dikecam oleh para pecinta lingkungan sebagai kemunduran dalam perang melawan perubahan iklim.

Beberapa jam sebelumnya, pemerintah mencabut larangan membangun ladang angin baru di Inggris. Para penentangnya menyebut pengumuman itu sebagai upaya sinis untuk mengimbangi kecaman terhadap keputusan tambang batu bara itu.

BACA JUGA: Strategi PLN Tekan Konsumsi Batubara Melalui Co-Firing PLTU Dinilai Tepat

Menteri Kabinet Michael Gove memutuskan tambang di wilayah Cumbria di barat laut Inggris "secara keseluruhan akan berdampak netral terhadap perubahan iklim dan dengan demikian konsisten dengan kebijakan pemerintah untuk menghadapi tantangan perubahan iklim," kata pemerintah.

Pemerintah mengatakan batubara dari tambang tersebut akan digunakan untuk membuat baja – menggantikan batu bara impor – bukan untuk pembangkit listrik.

Tambang tersebut akan mengekstrak batu bara kokas, jenis yang digunakan dalam pembuatan baja, dari bawah Laut Irlandia dan memprosesnya di lokasi pabrik kimia yang ditutup di Whitehaven, kota yang terletak sekitar 550 kilometer di sebelah barat laut London.

Para pendukung mengatakan tambang itu akan membawa lapangan pekerjaan yang sangat dibutuhkan ke daerah yang paling terpukul oleh penutupan tambang dan pabrik-pabriknya dalam beberapa dekade terakhir.

BACA JUGA: Rusia Tak akan Jual Minyak ke Negara yang Terapkan Batasan Harga Barat

Para penentang mengatakan tambang itu merupakan pukulan besar bagi status Inggris sebagai pemimpin dunia dalam upaya mengganti bahan bakar fosil yang berpolusi dengan energi terbarukan yang bersih.

Mereka menganggap keputusan itu merusak upaya global untuk menghapus batu bara dan mempersulit Inggris untuk mencapai tujuannya menghasilkan 100 persen listrik dari sumber energi bersih pada tahun 2035 dan mencapai emisi nol karbon pada tahun 2050. [my/rs]