Inggris mengumumkan pada hari Senin (6/9) bahwa pihaknya menunda dimulainya pemeriksaan perbatasan pasca-Brexit pada barang-barang yang dikirim ke Irlandia Utara untuk sementara waktu sambil negara tersebut “mencari ruang bernapas” dalam kebuntuan perundingan dengan Uni Eropa mengenai aturan perdagangan.
Menteri Brexit David Frost mengatakan pemerintah akan terus melangsungkan perdagangan “berdasarkan aturan yang ada saat ini,” dengan mempertahankan masa jeda yang ditetapkannya sendiri setelah memisahkan diri dari Uni Eropa pada akhir 2020.
Dia tidak menetapkan tanggal akhir baru untuk masa jeda itu, yang sebagian di antaranya telah ditetapkan akan berakhir pada 30 September.
Frost mengatakan penundaan itu akan “memberikan ruang untuk potensi diskusi lebih lanjut” dengan Uni Eropa mengenai perbedaan mendalam yang terdapat pada kedua belah pihak mengenai perjanjian pemisahan diri Inggris dari Uni Eropa, atau yang dikenal sebagai Brexit.
Hubungan Inggris-Uni Eropa telah memburuk karena pengaturan perdagangan untuk Irlandia Utara, satu-satunya bagian dari Inggris yang memiliki perbatasan darat dengan blok 27 negara itu.
Kesepakatan pemisahan diri yang dicapai oleh kedua belah pihak sebelumnya adalah pemeriksaan bea cukai dan perbatasan harus dilakukan pada sejumlah barang yang diperdagangkan antara Irlandia Utara dan seluruh Inggris.
Peraturan tersebut dimaksudkan untuk mencegah barang-barang dari Inggris memasuki pasar tunggal bebas tarif Uni Eropa sementara tetap membiarkan perbatasan terbuka antara Irlandia Utara dan Irlandia, anggota Uni Eropa.
Salah satu tindakan yang ditangguhkan, yang telah ditetapkan mulai berlaku 1 Oktober, akan melarang daging dingin seperti sosis dari Inggris, Skotlandia dan Wales dikirim ke Irlandia Utara.
“Perang sosis” itu telah menjadi unsur penting dalam perselisihan Inggris-Uni Eropa, meningkatkan kekhawatiran bahwa supermarket di Irlandia Utara mungkin tidak dapat menjual sosis Inggris, yang merupakan makanan pokok untuk sarapan bagi masyarakat di sana. (le/em)