Intel dan Airbnb, Kamis (3/3), mengumumkan bahwa mereka menghentikan bisnis mereka di Rusia dan Belarus untuk sementara waktu. Mereka mengikuti langkah yang diambil raksasa-raksasa teknologi AS sebagai protes atas invasi Rusia ke Ukraina.
Amerika Serikat dan sekutu Eropa telah memberlakukan sanksi-sanksi keras terhadap Rusia atas serangan itu. Perusahaan-perusahaan besar di berbagai industri mengikutinya dengan membekukan bisnis di negara itu.
Apple telah menghentikan semua penjualan produk di Rusia dan membatasi penggunaan Apple Pay, sementara Facebook, YouTube, dan Microsoft menghentikan jangkauan media-media berita yang terkait pemerintah Rusia.
"Intel mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, dan kami telah menangguhkan semua pengiriman kami ke para pelanggan di Rusia dan Belarus," kata perusahaan pembuat chip komputer itu dalam sebuah pernyataannya.
CEO dan salah satu pendiri Airbnb, Brian Chesky, yang menghadirkan bendera Ukraina di profil Twitter-nya, mencuitkan sebuah pernyataan yang mengungkapkan bahwa perusahaannya "menangguhkan semua operasi di Rusia dan Belarus," tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Platform persewaan liburan itu juga mengumumkan Senin lalu bahwa mereka akan menawarkan masa inap jangka pendek gratis hingga 100.000 orang yang melarikan diri dari pertempuran di Ukraina.
Sejak awal serangan Rusia, satu juta pengungsi telah meninggalkan negara Eropa Timur itu, kata PBB, Kamis (4/3).
Airbnb memberikan tawaran serupa Agustus lalu kepada orang-orang yang melarikan diri dari Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.
Perusahaan yang berbasis di California itu juga menghadapi pengawasan atas kehadirannya di China dalam beberapa pekan terakhir.
Sebuah penelitian yang dirilis bulan ini menunjukkan Airbnb memiliki ratusan listing di Xinjiang dan Tibet, dua wilayah di mana China dituduh melakukan pelanggaran HAM besar-besaran. [ab/uh]