Intel Corp. meminta maaf, Kamis (23/12), karena meminta para pemasok menghindari pengadaan barang dari Xinjiang setelah pembuat cip terbesar di dunia itu, seperti halnya sejumlah merek asing lainnya, menghadapi kemarahan media pemerintah China.
Permintaan Intel “sombong dan kejam,” kata Global Times, surat kabar yang diterbitkan oleh Partai Komunis yang berkuasa. Permintaan Intel sendiri sebelumnya dipicu oleh berbagai tuduhan pelanggaran HAM oleh pemerintah China di wilayah yang sebagian besar penduduknya Muslim.
Referensi ke Xinjiang dalam sebuah surat kepada para pemasok itu ditujukan untuk mematuhi peraturan AS, kata Intel di akun media sosialnya. Washington telah melarang impor barang dari Xinjiang terkait terjadinya penahanan massal, aborsi paksa dan kerja paksa, yang dibantah Beijing.
Ketegangan atas Xinjiang meningkat setelah para aktivis menyerukan pemboikotan Olimpiade Musim Dingin Februari di Beijing, sebuah proyek bergengsi bagi partai yang berkuasa. Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat tidak akan mengirim pejabat ke acara tersebut. Beijing, Rabu (22/12), menjatuhkan sanksi kepada empat anggota panel kebebasan beragama pemerintah AS sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan oleh Washington pada dua pemimpin Xinjiang.
BACA JUGA: Tak Pedulikan Uighur, AS Beri Sanksi Perusahaan & Entitas Pemerintah China"Apa yang disebut kerja paksa dan tuduhan lain di Xinjiang sepenuhnya kebohongan yang dibuat oleh kekuatan-kekuatan anti-China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian. Ia meminta Intel untuk “menghormati fakta dan membedakan yang benar dari yang salah."
Beberapa komentator online, menyerukan boikot produk Intel. Komentar-komentar lain yang tidak disukai partai yang berkuasa sengaja dihapus pemerintah.
Cip prosesor Intel digunakan di ponsel pintar, komputer, dan produk produk lainnya.
Surat tersebut menimbulkan “kekhawatiran di antara mitra kami di China, dan ini sangat kami sesali,'' kata pernyataan Intel. ''Kami mohon maaf atas masalah yang terjadi pada pelanggan, mitra, dan publik China yang kami hormati,'' kata perusahaan itu.
Perusahaan lain termasuk perusahaan ritel H&M dan merek sepatu Nike telah menjadi sasaran kritik dan seruan boikot setelah menyatakan keprihatinan tentang Xinjiang atau mengatakan mereka akan berhenti menggunakan bahan yang diproduksi di sana.
Pemerintah China membantah terjadinya pelanggaran di Xinjiang tetapi perusahaan-perusahaan mengatakan mereka tidak dapat melakukan audit independen terhadap pabrik-pabrik dan tempat-tempat kerja lainnya.
Penyanyi pop Wang Junkai, juga dikenal sebagai Karry Wang, Rabu (22/12), mengumumkan bahwa ia menarik diri dari kesepakatan untuk bertindak sebagai duta merek untuk lini cip prosesor Intel Core.
Sikap Wang adalah “isyarat peringatan untuk Intel dan perusahaan-perusahaan asing lainnya yang berusaha untuk melemahkan kepentingan utama China sementara juga mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari pasar China yang luas,'' kata Global Times.
Penyanyi, aktor, dan banyak pesohor China lainnya juga telah memutuskan hubungan dengan merek-merek asing yang menjadi sasaran kritik atas Xinjiang, Mereka rela kehilangan pendapatan jutaan dolar untuk melindungi karier mereka dari kemungkinan adanya pembalasan resmi dari pemerintah. [ab/uh]