Amerika Serikat menunjukkan bukti baru bahwa serangan Houthi terhadap rute pelayaran internasional dilakukan dengan persenjataan dari Iran, meskipun beberapa analis dan pakar memperingatkan temuan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan efektivitas tindakan AS terhadap Houthi dan langkah apa yang akan diambil terkait program pengembangan senjata Iran.
Badan Intelijen Pertahanan (DIA) pada Selasa (6/2) sore menerbitkan sebuah laporan yang merinci drone dan misil yang digunakan Houthi dalam serangan yang mereka lakukan sejak pertengahan November lalu. Laporan itu juga memperjelas persediaan rudal yang belum digunakan oleh Houthi.
“Analisis mengonfirmasi bahwa pasukan Houthi menggunakan berbagai rudal dan drone dari Iran untuk menyerang sejumlah target militer dan sipil di kawasan,” kata DIA dalam sebuah pernyataan, merujuk pada hubungan erat antara Teheran dan kepemimpinan Houthi.
“Sejak 2014 Korps Garda Revolusi dan Pasukan Quds Iran [IRGC-QF] telah memberi Houthi senjata canggih dan pelatihan,” kata DIA. “Bantuan Iran telah memberdayakan Houthi untuk melakukan serangan dengan misil dan drone terhadap kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah sejak November 2023.”
BACA JUGA: Houthi Tembakkan 6 Rudal Anti-Kapal ke Laut MerahTemuan tersebut berdasar pada informasi terbaru, yang di antaranya didapat pada bulan lalu, dan juga pada “analisis perbandingan antara gambar misil Iran yang tersedia secara publik dengan pesawat nirawak yang digunakan Houthi,” tambah lembaga intelijen tersebut.
Iran berulangkali membantah bahwa pihaknya telah menyediakan persenjataan canggih kepada Houthi.
“Mereka memiliki senjatanya sendiri,” ujar Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani.
“Mereka telah berperang selama delapan tahun. Mereka memiliki banyak pengalaman,” ungkapnya kepada NBC News dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Selasa malam.
Namun temuan DIA memperlihatkan bahwa Houthi mengoperasikan tiga jenis drone, di mana ketiga juga digunakan oleh Iran.
Ketiga tipe tersebut mencakup drone Sammad, sebuah versi dari drone Sayad milik Iran, yang memiliki jarak tempuh hingga 1.800 kilometer. [jm/ka/rs]