Investor Tetapkan Target Ambisius untuk Perusahaan Minyak terkait Perubahan Iklim

Seorang karyawan berjalan melalui kilang minyak Petrolchemie and Kraftstoffe (PCK) di Schwedt/Oder. Kilang PCK dimiliki bersama BP, Shell, Eni, Total dan Rosneft. Sebagian besar minyak mentah dikirim oleh pipa Rusia Druschba dari Siberia barat. (Foto: Reuters)

Para investor yang mengelola dana lebih dari $10 triliun pada Rabu (15/9) menerbitkan cetak biru ambisius untuk perusahaan energi dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Upaya tersebut antara lain dengan memangkas emisi gas rumah kaca dan produksi minyak dan gas secara signifikan.

Standar itu dibuat untuk membantu manajer keuangan membandingkan strategi perusahan-perusahaan dan memahami apakah mereka selaras dengan upaya yang didukung PBB untuk mengurangi emisi karbon global menjadi nol bersih pada tahun 2050.

Perusahaan minyak dan gas, seperti BP dan Royal Dutch Shell, telah membuat target dan strategi yang ditujukan untuk memerangi perubahan iklim. Namun variasi besar dalam cakupan, definisi, dan ambisi membuat analisis dan perbandingan menjadi sangat sulit bagi investor.

Sebuah kapal tanker minyak mentah berlabuh di terminal PDVSA Kilang Minyak Isla di Willemstad di Pulau Curacao. (Foto: Reuters)

Pada saat yang sama, manajer portofolio dan bank juga mendapatkan tekanan untuk memastikan bahwa investasi mereka selaras dengan kesepakatan Paris 2015. Kesepakatan tersebut membatasi pemanasan global tidak lebih dari 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

Pembicaraan iklim global yang akan berlangsung pada November menimbulkan kekhawatiran akan banyaknya rencana yang tidak jelas dan tidak mungkin memberikan bantuan material dengan mengurangi emisi absolut pada tingkat yang diperlukan untuk membatasi pemanasan global.

Investor yang mendukung rencana tersebut antara lain Amundi, manajer aset terbesar di Eropa, bersama dengan Legal & General Investment Management Inggris, HSBC Global Asset Management dan investor Kanada yang didukung negara, Caisse des Depots.

BACA JUGA: AS dan Uni Eropa Teruskan Kesepakatan Global, Pangkas Emisi Metana

Mengingat industri bahan bakar fosil bertanggung jawab atas bagian terbesar dari emisi global, kelompok investor itu mengatakan akan menerapkan seperangkat standar minimum untuk memastikan rencana perusahaan energi tersebut "kredibel."

Di antaranya adalah persyaratan untuk mencapai emisi nol karbon bersih pada 2050, memenuhi target pengurangan emisi di sepanjang jalan sambil menyelaraskan pengeluaran modal dan rencana produksi dengan target nol bersih.

Shell, perusahaan Italia Eni dan Equinor dari Norwegia telah menetapkan target untuk menjadi nol emisi bersih pada 2050, yang berarti bahwa setiap emisi yang mereka hasilkan akan diimbangi oleh teknologi penangkapan karbon atau solusi lain, seperti reboisasi.

Perusahaan lain, termasuk BP dan TotalEnergies, bertujuan untuk mengurangi emisi dari sebagian operasi mereka menjadi nol bersih pada 2025.

BACA JUGA: Biden: Rencana Pengeluaran Merupakan Kunci Melawan Perubahan Iklim

Kelompok investor di balik rencana baru mengakui bahwa penghentian produksi minyak dan gas "bisa menjadi strategi yang sangat masuk akal," kata Adam Matthews, kepala investasi yang bertanggung jawab di Dewan Pensiun Gereja Inggris dan memimpin proses perusahaan-investor untuk mengembangkan inisiatif baru.

Meskipun belum menetapkan tenggat waktu bagi perusahaan untuk mematuhi standar, investor bersedia memberikan suara menentang rencana transisi dan penunjukan direktur tertentu jika mereka merasa dewan komisaris perusahaan tidak cukup, kata Matthews.

Kelompok investor mengatakan standar baru ini akan diujicobakan oleh perusahaan energi terkemuka termasuk BP, Shell, Eni, Repsol dan TotalEnergies menjelang adopsi yang lebih luas pada sektor tersebut. [ah/au/rs]