Irak Berlakukan Jam Malam Sementara Protes Berlanjut

Para pemrotes anti-pemerintah melemparkan gas air mata yang ditembakkan oleh polisi di Baghdad, Irak, 28 Oktober 2019.

Pihak berwenang Irak memberlakukan jam malam di Baghdad pada hari Senin (28/10) di tengah-tengah berlanjutnya demonstrasi anti-pemerintah dan bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan.

Jam malam akan dimulai pada tengah malam dan berakhir pada 06:00 “sampai pemberitahuan lebih lanjut,” lapor televisi pemerintah.

Bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa telah menewaskan lebih dari 200 orang di seluruh pelosok Irak sejak demonstrasi anti-pemerintah dimulai pada awal Oktober.

Para mahasiswa turun ke jalan-jalan di Irak hari Senin (28/10), memboikot sekolah meskipun ada peringatan dari Menteri Pendidikan Tinggi Qusay al-Suhail bahwa kehidupan akademik harus “menjauh” dari protes.

Protes di Baghdad dan di beberapa kota di Irak selatan telah berkembang dari tuntutan awal berupa penyediaan lapangan pekerjaan dan meningkatkan layanan di kota, seperti air dan listrik, dan kini menjadi seruan untuk mengakhiri korupsi di negara yang kaya minyak dan berpenduduk hampir 40 juta orang itu.

Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi telah berjanji untuk memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa, tetapi gagal untuk memadamkan rasa tidak aman yang merupakan tantangan terbesar bagi pemerintahannya sejak dia menjabat setahun yang lalu.

Ribuan warga Irak berkumpul di Baghdad pada hari Minggu meskipun terjadi tindakan keras berdarah oleh pasukan keamanan. [lt/uh]