TPS-TPS di Irak dibuka dengan pengamanan ketat, sementara rakyat memilih wakil-wakil mereka di parlemen yang beranggotakan 328 orang.
Irak menyelenggarakan pemilihan umum pertama di negara itu sejak pasukan Amerika ditarik mundur pada tahun 2011, hari Rabu (30/4).
TPS-TPS dibuka dengan pengamanan ketat, sementara rakyat memilih wakil-wakil mereka di parlemen yang beranggotakan 328 orang itu.
Perdana Menteri Nouri al-Maliki mengincar masa jabatan ketiga, tetapi pemilu ini berlangsung pada saat Irak mengalami kekerasan terburuk sejak 2008. Ia memberikan suara pada hari Rabu (30/4) di Baghdad dan mendesak rakyat Irak berbondong-bondong memberikan suara.
Data dari para pejabat setempat dan PBB menunjukkan sedikitnya 7.800 orang tewas tahun lalu, dan 2.600 lainnya tewas dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Pengeboman dan penembakan rutin terus berlangsung, termasuk serangan hari Senin (28/4) dan Selasa (29/4) yang menewaskan sedikitnya 65 orang. Belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan tersebut, tetapi militan Sunni pernah dituduh melakukan aksi serupa dalam upaya menggagalkan proses politik.
Para analis menyatakan rakyat kemungkinan akan memilih berdasarkan aliran keagamaan dan kesukuan, dan tak satu partaipun yang diperkirakan akan menang dengan suara mayoritas.
TPS-TPS dibuka dengan pengamanan ketat, sementara rakyat memilih wakil-wakil mereka di parlemen yang beranggotakan 328 orang itu.
Perdana Menteri Nouri al-Maliki mengincar masa jabatan ketiga, tetapi pemilu ini berlangsung pada saat Irak mengalami kekerasan terburuk sejak 2008. Ia memberikan suara pada hari Rabu (30/4) di Baghdad dan mendesak rakyat Irak berbondong-bondong memberikan suara.
Data dari para pejabat setempat dan PBB menunjukkan sedikitnya 7.800 orang tewas tahun lalu, dan 2.600 lainnya tewas dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Pengeboman dan penembakan rutin terus berlangsung, termasuk serangan hari Senin (28/4) dan Selasa (29/4) yang menewaskan sedikitnya 65 orang. Belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan tersebut, tetapi militan Sunni pernah dituduh melakukan aksi serupa dalam upaya menggagalkan proses politik.
Para analis menyatakan rakyat kemungkinan akan memilih berdasarkan aliran keagamaan dan kesukuan, dan tak satu partaipun yang diperkirakan akan menang dengan suara mayoritas.