Pejabat Irak dan Turki bertekad akan mengakhiri ketegangan diplomatik yang telah melanda kedua negara.
Dalam wawancara pers gabungan dengan rekannya dari Turki hari Minggu (10/11), Menteri LN Irak Hoshyar Zebari mengatakan bahwa “ketegangan telah berakhir” dan kedua negara akan memulai hubungan yang baru.
Sementara, Ahmed Davutoglu, Menteri Luar Negeri Turki mengadakan kunjungan dua hari ke Irak untuyk bertemu dengan pejabat-pejabat senior negara itu.
Hubungan antara kedua negara tegang permulaan ntahun 2013 ketika bekas wakil Presiden Irak dari kelompok Sunni Tariq al-Hashemi minta suaka di Turki karena dituduh mengatur kelompok-kelomppk pembunuh, oleh pemerintah pimpinan kelompok Syiah.
Turki menolak permintaan Irak untuk mengembalikan mantan Wakil Presiden Irak itu, yang telah dinyatakan bersalah dalam pengadilan yang diadakan secara in absensia di Irak.
Dukungan Turki bagi demonstrasi anti-pemerintah pimpinan kelompok Sunni, dan kontrak-kontrak penjualan minyak dengan kawasan Kurdi di utara Irak, telah lebih mempertajam ketegangan.
Sementara, Ahmed Davutoglu, Menteri Luar Negeri Turki mengadakan kunjungan dua hari ke Irak untuyk bertemu dengan pejabat-pejabat senior negara itu.
Hubungan antara kedua negara tegang permulaan ntahun 2013 ketika bekas wakil Presiden Irak dari kelompok Sunni Tariq al-Hashemi minta suaka di Turki karena dituduh mengatur kelompok-kelomppk pembunuh, oleh pemerintah pimpinan kelompok Syiah.
Turki menolak permintaan Irak untuk mengembalikan mantan Wakil Presiden Irak itu, yang telah dinyatakan bersalah dalam pengadilan yang diadakan secara in absensia di Irak.
Dukungan Turki bagi demonstrasi anti-pemerintah pimpinan kelompok Sunni, dan kontrak-kontrak penjualan minyak dengan kawasan Kurdi di utara Irak, telah lebih mempertajam ketegangan.