Pihak berwenang Irak mengajak perusahaan swasta internasional untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan dan pengoperasian Bandara Internasional Baghdad, yang telah diabaikan selama puluhan tahun akibat konflik yang melanda negara tersebut.
Pada September, pemerintah menandatangani kesepakatan dengan Perusahaan Keuangan Internasional (IFC) dari Bank Dunia untuk mengajak perusahaan swasta berinvestasi dalam pengembangan bandara utama Irak.
Irak "meluncurkan tender publik dua tahap untuk memilih mitra swasta dalam merehabilitasi, memperluas, membiayai, mengoperasikan, dan memelihara Bandara Internasional Baghdad di bawah kontrak Kemitraan Pemerintah-Swasta (Public-Private Partnership/PPP) jangka panjang," menurut dokumen resmi yang ditujukan untuk penawar dan dilihat oleh AFP pada Selasa (16/7).
Ini adalah “pertama kalinya pemerintah Irak, bekerja sama dengan IFC, membuka bandara untuk investasi swasta internasional,” kata Farhad Alaaldin, penasihat urusan luar negeri perdana menteri, kepada AFP.
Ini adalah “sebuah langkah yang akan mengangkat sektor penerbangan ke standar internasional”, tambahnya.
Irak menetapkan batas waktu untuk mengajukan penawaran tanggal 12 September, dan pemenang “diharapkan dapat memodernisasi dan merehabilitasi infrastruktur bandara, memperluas fasilitas terminal penumpang dan kargo, serta mengoperasikan dan memelihara bandara sesuai dengan praktik terbaik internasional,” tambah dokumen tersebut.
IFC, menurut dokumen tersebut, "bertindak sebagai penasihat transaksi utama untuk proyek ini".
Keterlibatan IFC diharapkan akan "memberikan kepercayaan lebih kepada perusahaan-perusahaan kelas dunia untuk mengajukan penawaran", kata Alaaldin.
“Irak terbuka untuk bisnis dan investasi masuk sedang meningkat,” tambahnya.
Bulan lalu, kantor media Perdana Menteri Mohamed Shia al-Sudani menyatakan bahwa studi IFC menunjukkan "tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 15,7 persen dalam lalu lintas udara" dalam beberapa tahun terakhir, dengan lebih dari 3,4 juta penumpang tiba di Baghdad pada 2023.
Bandara Bagdad belum mengalami renovasi besar sejak dibuka pada awal 1980-an di bawah pemerintahan diktator Saddam Hussein.
Bandara tersebut ditutup pada 1990-an karena sanksi internasional, sehingga orang terpaksa melakukan perjalanan darat ke Yordania untuk dapat melakukan perjalanan udara. [ah/es]