Menlu Iran Javad Zarif hari Selasa (15/10) di Jenewa, Swiss memaparkan aspek teknis sebuah proposal untuk mengakhiri krisis selama satu dekade terkait program nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Iran hari Selasa (15/10) bertemu dengan dua diplomat senior dunia untuk memaparkan aspek teknis sebuah proposal untuk mengakhiri krisis selama satu dekade dengan komunitas internasional terkait program nuklir Iran.
Rincian pertemuan tertutup di Jenewa itu tidak diumumkan. Tapi Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi kemudian mengatakan ke enam negara berpengaruh di dunia “menyambut baik” proposal Iran itu.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika kemudian dikutip mengatakan pembicaraan tersebut “sangat rinci” dan “bermanfaat”.
Para pejabat juga mengatakan presentasi dengan PowerPoint selama satu jam oleh Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif disampaikan dalam bahasa Inggris, menunjukkan semangat baru dalam krisis internasional itu. Perundingan yang disebut P5+1 itu dijadwalkan untuk dilanjutkan lagi hari Rabu.
Amerika, Russia, China, Perancis, Inggris dan Jerman ingin Iran membuktikan pihaknya tidak membuat senjata nuklir sementara Iran ingin dicabutnya sanksi-sanksi internasional yang bertujuan memaksa Iran menghentikan aktivitas pengayaan uranium.
Saat pembicaraan sedang berlangsung Selasa (15/10), Michael Mann, juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan dia tidak memiliki rincian mengenai rencana tersebut, tetapi kelompok yang disebut P5 +1 berharap usulan Iran mengatasi keprihatinan tersebut.
Dia juga mengatakan negara-negara kuat dunia sudah meletakkan proposal mereka sendiri di atas meja sejak putaran awal pembicaraan.
Kepala urusan kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan ia merasakan ‘optimisme berhati-hati’ dalam memasuki pembicaraan dua hari di Jenewa.
Presiden Iran Hassan Rouhani telah berjanji untuk memimpin upaya diplomatik untuk melonggarkan sanksi-sanksi tersebut, tetapi para pejabat dari yang disebut negara-negara P5+1 telah menyatakan perlunya Iran membuktikan kesungguhannya melalui langkah-langkah konkrit sebelum sanksi diringankan.
Kabinet keamanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan negara-negara kuat dunia agar jangan membuat kesepakatan parsial dengan Iran, dengan mengatakan mereka harus menolak setiap persetujuan yang memungkinkan Iran mempunyai kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Rincian pertemuan tertutup di Jenewa itu tidak diumumkan. Tapi Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi kemudian mengatakan ke enam negara berpengaruh di dunia “menyambut baik” proposal Iran itu.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika kemudian dikutip mengatakan pembicaraan tersebut “sangat rinci” dan “bermanfaat”.
Para pejabat juga mengatakan presentasi dengan PowerPoint selama satu jam oleh Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif disampaikan dalam bahasa Inggris, menunjukkan semangat baru dalam krisis internasional itu. Perundingan yang disebut P5+1 itu dijadwalkan untuk dilanjutkan lagi hari Rabu.
Amerika, Russia, China, Perancis, Inggris dan Jerman ingin Iran membuktikan pihaknya tidak membuat senjata nuklir sementara Iran ingin dicabutnya sanksi-sanksi internasional yang bertujuan memaksa Iran menghentikan aktivitas pengayaan uranium.
Saat pembicaraan sedang berlangsung Selasa (15/10), Michael Mann, juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan dia tidak memiliki rincian mengenai rencana tersebut, tetapi kelompok yang disebut P5 +1 berharap usulan Iran mengatasi keprihatinan tersebut.
Dia juga mengatakan negara-negara kuat dunia sudah meletakkan proposal mereka sendiri di atas meja sejak putaran awal pembicaraan.
Kepala urusan kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan ia merasakan ‘optimisme berhati-hati’ dalam memasuki pembicaraan dua hari di Jenewa.
Presiden Iran Hassan Rouhani telah berjanji untuk memimpin upaya diplomatik untuk melonggarkan sanksi-sanksi tersebut, tetapi para pejabat dari yang disebut negara-negara P5+1 telah menyatakan perlunya Iran membuktikan kesungguhannya melalui langkah-langkah konkrit sebelum sanksi diringankan.
Kabinet keamanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan negara-negara kuat dunia agar jangan membuat kesepakatan parsial dengan Iran, dengan mengatakan mereka harus menolak setiap persetujuan yang memungkinkan Iran mempunyai kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir.