Iran akan Kerek Belanja Militer 3 Kali Lipat

Seorang pria mengibarkan bendera Iran dan Palestina dalam aksi unjuk rasa tahunan untuk memperingati Hari Quds, atau Hari Yerusalem, dalam rangka mendukung warga Palestina, di Teheran, Iran, Jumat, 5 April 2024. (Foto: AP)

Teheran belum mengungkapkan angka spesifik anggarannya. Namun, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), belanja militer Iran diperkirakan mencapai sekitar $10,3 miliar pada 2023.

Pemerintah Iran mengusulkan untuk mengerek militer mereka tiga kali lipat sejalan dengan meningkatnya ketegangan dengan Israel, menurut seorang pejabat pada Selasa (29/10).

Juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani, pada konferensi pers di Teheran menjelaskan bahwa langkah tersebut akan menghasilkan "peningkatan signifikan lebih dari 200 persen dalam anggaran militer negara.” Namun, ia tidak memberikan informasi lebih lanjut.

Teheran belum mengungkapkan angka spesifik anggarannya. Namun, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), belanja militer Iran diperkirakan mencapai sekitar $10,3 miliar pada 2023.

Anggaran yang diusulkan itu masih akan dibahas lebih lanjut. Parlemen Iran diharapkan akan memberikan keputusan terkait hal tersebut pada Maret.

Bendera nasional Iran berkibar di menara telekomunikasi Milad dan gedung-gedung di Teheran, Iran. (Foto: AP)

"Semua langkah diambil untuk memenuhi kebutuhan pertahanan negara, dengan perhatian khusus diberikan pada masalah ini," ujar Mohajerani.

Rencana tersebut muncul beberapa hari setelah Israel melancarkan serangan udara di lokasi militer di Iran. Serangan itu merupakan respons terhadap tindakan Teheran pada 1 Oktober, sebagai balasan atas tewasnya para pemimpin militan yang didukung Iran dan seorang komandan Garda Revolusi.

Setidaknya empat tentara tewas dalam serangan Israel, menurut pernyataan militer Iran. Selain itu, media Iran, Senin (28/10) melaporkan seorang warga sipil juga menjadi korban dalam serangan tersebut.

Setelah itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan serangan negaranya mengubah keseimbangan kekuatan antara kedua musuh bebuyutan tersebut.

BACA JUGA: Netanyahu: 'Iran Membuat Kesalahan Besar dan akan Membayarnya' 

"Musuh telah dilemahkan, baik dalam kemampuan mereka untuk memproduksi rudal maupun dalam kemampuan bertahan. Ini telah mengubah keseimbangan kekuatan," kata Gallant dalam sebuah pernyataan.

Pada Senin, Iran dan Israel saling menuduh satu sama lain sebagai ancaman terhadap perdamaian di Timur Tengah dalam sebuah perdebatan yang semakin memanas di pertemuan PBB.

SIPRI melaporkan bahwa belanja militer Israel meningkat 24 persen, mencapai $27,5 miliar pada 2023, menjadikannya sebagai yang kedua tertinggi di kawasan setelah Arab Saudi.

Angka terbaru mengenai pengeluaran militer Israel untuk 2024 belum tersedia, meskipun negara tersebut mendapatkan dukungan militer yang signifikan dari Amerika Serikat sejak dimulainya perang.

Wall Street melaporkan, pejabat militer AS cukup khawatir mengenai manuver Garda Revolusi Iran yang elit.

Selama beberapa dekade, Israel mendapat bantuan terbesar dari Amerika Serikat.

Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, Korps Garda Revolusi Islam mendapatkan bagian terbesar dari anggaran militer negara tersebut.

Kantor berita tersebut melaporkan bahwa tentara reguler dan cabang angkatan bersenjata lainnya mendapatkan alokasi yang lebih kecil berdasarkan angka untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2025.

Iran tidak mengakui keberadaan Israel, dan kedua negara terlibat dalam konflik rahasia selama bertahun-tahun.

Republik Islam menuduh Israel melancarkan serangkaian serangan sabotase dan pembunuhan yang ditujukan untuk menggagalkan program nuklirnya. [ah/es]