Pihak militer AS mengatakan, serangannya menewaskan beberapa pemberontak dalam eskalasi konflik kelautan terkait dengan perang di Gaza.
Pihak Houthi mengakui bahwa 10 anggotanya tewas dalam bentrokan itu, dan memperingatkan akan ada konsekuensinya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani mengatakan tindakan seperti itu tidak akan membuat perairan di sana lebih aman.
“Kegiatan oleh AS dan Inggris di Laut Merah sejalan dengan peran mereka meningkatkan ketidakstabilan dan ketidakamanan perairan kawasan, khususnya Laut Merah. Langkah itu tidak membantu stabilitas dan keamanan kawasan, dan akan memperbesar keprihatinan kawasan dan internasional dengan keamanan kawasan itu,” ujarnya.
Selama lebih dari satu bulan, Houthi yang didukung Iran mengklaim melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang menurut mereka terkait dengan Israel atau sedang menuju ke pelabuhan Israel.
Jumat lalu seorang pejabat tinggi PBB memperingatkan bahwa serangan oleh pemberontak Houthi telah menyebabkan gangguan besar pada lalu lintas pengapalan yang melewati Terusan Suez dan Laut Merah.
Khaled Khiari, Asisten Sekretaris Jendral PBB untuk Timur Tengah, Asia dan Pasifik mengatakan, “Ancaman Houthi yang terus menerus, terhadap navigasi kelautan di Laut Merah merupakan keprihatinan yang semakin besar. Hal ini mengancam akan memperbesar ketegangan kawasan dan menimbulkan eskalasi, dan juga punya dampak politik, ekonomi, kemanusiaan yang gawat untuk jutaan warga di Yaman dan kawasan sekitarnya. Ancaman ini juga punya potensi dampak besar pada skala global, kalau pengapalan kawasan dan internasional serta mata rantai pasokan terimbas oleh eskalasi lebih jauh di Laut Merah.”
Kawasan ini merupakan rute laut paling penting untuk perdagangan, mulai dari minyak, gas alam sampai ke gandum dan barang konsumen antara Eropa dan Asia. [jm/ns]