Ratusan pelayat berkumpul pada Senin (22/1) di Teheran, untuk menghadiri pemakaman komandan Garda Revolusi yang tewas di Suriah, dalam apa yang disebut Iran sebagai serangan Israel.
Serangan tersebut adalah insiden terbaru yang menambah ketegangan di kawasan dan kecemasan akan terjadinya konflik yang meluas dalam perang Israel-Hamas di Gaza.
Serangan yang berlangsung di Damaskus pada Sabtu (20/1) lalu itu menewaskan lima anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), kata pasukan militer. Media Iran kemudian melaporkan bahwa para korban termasuk kepala intelijen kelompok tersebut untuk Suriah, dan wakilnya.
BACA JUGA: Gedung Putih Tanggapi Serius Serangan yang Didukung Iran terhadap Pasukannya yang Berpusat di IrakPara pelayat membawa peti mati berisi mayat para korban, yang dibungkus dengan warna bendera Iran, di depan panggung yang memajang foto Jenderal Korps Garda Revolusi Islam Iran, Qassem Soleimani, yang dibunuh empat tahun lalu oleh Amerika Serikat.
Media pemerintah melaporkan, arak-arakan pemakaman direncanakan digelar untuk tiga dari lima anggota IRGC yang tewas.
Ketika ditanya mengenai serangan itu, militer Israel mengatakan mereka tidak mengomentari "laporan dari media asing."
Badan Pengawas HAM Suriah yang memantau perang melaporkan bahwa serangan terjadi di area Mazzeh di Damaskus, tempat para pemimpin IRGC dan faksi Palestina pro-Iran bermukim.
Sebanyak 13 orang tewas, tambah lembaga yang berpusat di Inggris itu dan memiliki jaringan di Suriah.
Serangan itu terjadi empat hari setelah IRGC mengatakan, pihaknya menyerang "markas intelijen" Israel di Irbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdistan Irak.
Pihak Baghdad mengatakan, rudal menghantam rumah keluarga seorang pengusaha.
BACA JUGA: Liga Arab Adakan Rapat Darurat, Bahas Perang Israel-HamasIran juga menyerang terduga sasaran kelompok ISIS di Suriah.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA, IRGC mengatakan serangannya di Irak adalah "sebagai balasan terhadap tindakan kejam rezim Zionis (Israel) baru-baru ini yang membunuh para komandan Garda Revolusi dan front perlawanan."
Pada bulan lalu, sebuah serangan di Suriah menewaskan Razi Moussavi, seorang komandan senior Pasukan Quds, pasukan operasi luar negeri Korps Garda Revolusi Islam. Moussavi adalah komandan Pasukan Quds paling senior yang dibunuh di luar Iran dalam empat tahun terakhir. [ps/lt]