Iran Hentikan Pengiriman Jemaah Umrah ke Arab Saudi

Demonstran Iran mengumandangkan slogan-slogan di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran (11/4) untuk memrotes penganiayaan terhadap dua remaja Iran di Arab Saudi.

Pejabat-pejabat Iran mengatakan Senin (13/4) mereka akan menghentikan pengiriman jemaah umrah ke Arab Saudi setelah munculnya tuduhan bahwa aparat Saudi menganiaya dua jemaah dari Iran bulan lalu di bandara Jeddah. Keputusan ini diumumkan di tengah ketegangan di wilayah ini antara kedua negara yang mendukung sisi yang berseberangan di Yaman, Suriah dan Lebanon.

Menteri Kebudayaan Iran Ali Jannati mengatakan kepada televisi Iran bahwa Riyadh harus menghukum petugas Saudi yang menurut tuduhan menyerang jemaah dari Iran bulan lalu, sebelum Iran kembali mengizinkan warganya untuk menjalankan umrah di Saudi. Ia menambahkan bahwa kedua petugas harus diberi hukuman mati.

Laporan-laporan media Iran menyatakan dua remaja pria jemaah umrah dari Iran disodomi oleh petugas Saudi di bandara Pemerintah Saudi belum berkomentar terhadap tuduhan ini, tetapi Wakil Perdana Menteri Hossein Amir Abdollahian mengatakan kepada televisi Iran beberapa hari lalu bahwa Riyadh berjanji untuk menghukum kedua tersangka.

Saksi-saksi melaporkan sekerumunan warga Iran melangsungkan aksi protes di depan Kedubes Saudi di Teheran.

Sementara itu, Press TV Iran melaporkan beberapa hari lalu sebuah pesawat Iran yang membawa jemaah tidak diperbolehkan mendarat di Arab Saudi. Aparat Saudi mengatakan pesawat tidak memiliki izin yang dibutuhkan untuk mendarat.

Analis dan mantan diplomat Iran mengatakan kepada VOA Iran berang atas perilaku Saudi terhadap warga Iran, tapi untuk kepentingan Iran sendiri, Iran tidak dapat menghentikan arus jemaah untuk waktu yang lama.

"Pengiriman jemaah adalah sumber pendapatan yang besar bagi pemerintah [Iran] dan ini selalu menjadi isu yang mengakibatkan ketegangan dengan Saudi," katanya. "Iran selalu ingin mengirim jemaah lebih banyak dari yang diinginkan Saudi, jadi bila mereka menghentikan ini, mereka memenuhi apa yang memang diinginkan Saudi."

Khonsar menambahkan bahwa isu pengiriman jemaah merupakan bagian dari konflik yang lebih besar antara Iran dan Saudi, terkait dengan peran kedua negara dalam konflik di Suriah dan Yaman.

Ia mengatakan bahwa "baik Iran maupun Saudi tidak menginginkan isu ini untuk berlanjut lebih dari perang kata-kata, dan mengupayakan jalur diplomasi untuk mengatasi masalah ini."

Ia menekankan bahwa kedua sisi tahu "solusi politik harus ditemukan dalam konflik di Suriah dan Yaman."