Iran melancarkan serangan pada Selasa (16/1) di Pakistan yang menarget apa yang disebutnya sebagai basis kelompok militan Jaish al-Adl, lapor media pemerintah. Aksi itu berpotensi semakin meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang sudah bergolak oleh perang Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Kebingungan timbul setelah pengumuman tersebut karena beberapa laporan segera menghilang. Namun, setiap serangan oleh Iran di wilayah Pakistan yang memiliki senjata nuklir akan mengancam hubungan antara kedua negara, yang telah lama saling curiga.
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah dan televisi pemerintah mengatakan bahwa rudal dan drone digunakan dalam serangan itu, namun Pakistan tidak segera mengakuinya. Jaish al-Adl adalah kelompok militan Sunni yang sebagian besar beroperasi dari seberang perbatasan di Pakistan.
Laporan tersebut kemudian tiba-tiba dihapus tanpa penjelasan, meskipun kantor berita semi-resmi Fars dan Tasnim masih memuat berita yang hampir sama di situs web masing-masing pada Selasa malam. Press TV, cabang televisi pemerintah Iran berbahasa Inggris, kemudian mengaitkan serangan itu dengan pasukan paramiliter Garda Revolusi Iran.
BACA JUGA: Garda Revolusi Iran Serang Sasaran ‘Teroris’ di Irak dan SuriahPihak berwenang tidak memberi penjelasan mengenai apa yang terjadi, meskipun berita-berita sensitif di Iran bisa hilang begitu saja dari media pemerintah.
Para pejabat di Pakistan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Senin malam, Iran menembakkan rudal ke Irak dengan sasaran apa yang disebutnya sebagai “markas mata-mata” Israel di dekat kompleks Konsulat AS di kota Irbil, yang merupakan pusat wilayah semi-otonom Kurdi di Irak utara. Iran juga menyerang sasaran-sasaran yang terkait dengan kelompok ekstremis ISIS di Suriah utara.
Irak pada hari Selasa menyebut serangan tersebut, yang menewaskan beberapa warga sipil, sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan Irak dan menarik duta besarnya dari Teheran. [lt/ka]