Masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab, sejak dugaan peracunan dimulai pada November di kota Qom.
Kini laporan menunjukkan, sekolah di 21 dari 30 provinsi Iran mengalami kasus yang dicurigai itu, dan insiden keracunan itu terjadi hampir di semua sekolah anak perempuan.
Serangan itu menimbulkan kecemasan bahwa anak-anak perempuan lain dapat diracuni, hanya karena pergi ke sekolah.
Seorang siswi yang tidak disebut namanya mengatakan, “Saya mengalami mati rasa yang sangat parah di tubuh saya, saya tidak bisa berjalan sama sekali.”
Siswi lainnya mengatakan, "Perutku terasa panas dan saya pingsan."
Menteri kesehatan Iran mengatakan, gadis-gadis remaja itu menderita serangan "racun ringan" dan beberapa politisi mengatakan, anak-anak mungkin menjadi sasaran kelompok Islam garis keras yang menentang pendidikan bagi anak perempuan.
BACA JUGA: Presiden Iran Salahkan 'Musuh' dalam Kasus Siswi-siswi yang KeracunanGuru sekolah yang tidak disebut namanya mengatakan, “Semua siswi merasakan gejala yang sama seperti saya. Mereka batuk-batuk. Sebagian dari mereka mengatakan, mata mereka panas dan kebanyakan dari mereka ketakutan.”
Pendidikan untuk anak-anak perempuan tidak pernah ditentang selama lebih dari 40 tahun sejak Revolusi Islam 1979.
Para pejabat Iran percaya, mereka mungkin diracuni dan menyalahkan musuh-musuh Teheran.
Your browser doesn’t support HTML5
Kepala Ilmu Kedokteran di Universitas Ilam, Dr. Jasem Mohammadi mengatakan, "Saya sendiri memeriksa tujuh kasus. Pernapasan mereka sepenuhnya sehat. Pemeriksaan saturasi (penyerapan) dan paru-paru mereka juga baik. Sebagian mengeluh tubuh mereka mati rasa."
Sakit akibat peracunan itu dialami oleh anak-anak dari lebih 30 sekolah lebih di setidaknya 10 dari 31 provinsi Iran hari Sabtu tanggal 4 Maret. Video yang diunggah di media sosial menunjukkan para orang tua berkumpul di sekolah-sekolah untuk menjemput anak-anak mereka dan sebagian siswa dibawa ke rumah sakit dengan ambulans atau bus. [ps/lt]