Suara sirene meraung di seantero Tel Aviv ketika sedikitnya 181 rudal Iran memasuki ruang udara kota itu, yang sebagian berhasil dicegat sistem penangkal rudal Iron Dome. Militer Israel memerintahkan seluruh warga untuk berlindung di tempat-tempat yang telah ditentukan. Perintah dan serangan rudal itu hanya berselang beberapa jam setelah seorang pejabat pemerintah Biden mengingatkan bahwa Iran sedang bersiap melancarkan “dengan segera” serangan rudal balistik ke Israel.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel IDF Daniel Hagari mengatakan, “Beberapa saat lalu mitra-mitra kami di Amerika telah memberitahukan bahwa mereka mendeteksi sebuah organisasi di Iran yang akan melancarkan serangan rudal ke Israel dalam waktu dekat.Kami telah menghadapi ancaman seperti ini sebelumya, dan kini kami akan menghadapinya.”
Otoritas bandara Israel mengatakan wilayah udara negara itu telah ditutup dan seluruh pesawat yang datang dialihkan ke bandara-bandara lain di luar negara itu.
Iran mengatakan peluncuran puluhan rudal balistik ke Israel itu merupakan pembalasan atas pembunuhan para pemimpin Hizbullah dan Hamas.
Iran meluncurkan serangan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel pada bulan April lalu, namun hanya sedikit proyektilnya yang mencapai target. Sebagian besar ditembak jatuh oleh koalisi pimpinan AS, sementara yang lain tampaknya gagal diluncurkan atau jatuh dalam penerbangan.
Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata
Beberapa menit setelah kabar serangan rudal Iran itu, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan eskalasi konflik di Lebanon dan memohon agar semua pihak bersedia melakukan gencatan senjata.
“Sekjen PBB memohon terlaksananya segera gencatan senjata. Perang tak terkendali di Lebanon harus dicegah dengan cara apapun, dan integritas wilayah Lebanon harus dihormati,” kata Dujarric.
Israel memperingatkan warga Lebanon untuk mengevakuasi warga yang tinggal di perbatasan supaya tidak menjadi korban operasi darat terbatas yang dikatakannya dilancarkan terhadap Hizbullah. Serangan udara dan tembakan artileri Israel menghantam desa-desa di Lebanon selatan di mana orang-orang diperintahkan untuk mengungsi, dan para militan Hizbullah merespons dengan menembakkan rentetan roket ke Israel. Tidak ada laporan segera mengenai korban jiwa saat pertempuran semakin intensif dan kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang lebih luas.
Militer Israel mengatakan tentaranya telah menyebrangi perbatasan menuju ke Lebanon dan sedang melancarkan “penggerebekan terbatas di darat” terhadap posisi-posisi Hizbullah.
BACA JUGA: Khawatir Potensi Perang Berskala Besar, Indonesia Desak Semua Pihak untuk Menahan DiriUNIFIL Tetap Siaga
Juru bicara Sekjen PBB juga mengatakan bahwa tim pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) masih ada di posisi mereka dan “secara teratur menyesuaikan postur dan kegiatan mereka untuk memenuhi mandat mereka. Kami tentu saja tetap berterima kasih kepada personel sipil dan militer misi itu, yang terus melayani dalam kondisi seperti itu, dan juga kepada negara-negara penyumbang pasukan (TCC) kami atas komitmen dan dukungan mereka yang berkelanjutan kepada UNIFIL.”
Untuk mengantisipasi serangan roket lebih jauh dari Hizbullah – dan kini serangan rudal dari Iran – militer Israel mengumumkan serangkaian pembatasan baru terkait pertemuan di tempat umum, yaitu hanya untuk maksimal 30 orang. Israel juga menutup seluruh pantai di seluruh kawasan utara dan tengah negara itu. Seluruh sekolah di bagian utara Israel juga ditutup, dan hanya diperkenankan beroperasi jika memiliki tempat perlindungan bom yang memadai.
Kebijakan baru ini diberlakukan sehari sebelum Tahun Baru Yahudi, Rosh Hashanah, di mana biasanya warga dalam jumlah besar berkumpul untuk berdoa di Tembok Ratapan di kota suci Yerusalem. Kebijakan ini berlaku hingga tanggal 5 Oktober, dan kemungkinan akan diperpanjang seiring akan dilangsungkannya peringatan untuk mengenang korban serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Meskipun upacara resmi tanpa penonton akan disiarkan secara langsung untuk mencegah demonstrasi dan interupsi, sebuah upacara alternatif di lapangan Tel Aviv diperkirakan akan menarik lebih dari 40.000 orang.
Pejabat Amerika sebelumnya memperingatkan akan adanya “konsekuensi berat” jika Iran meluncurkan rudal balistik terhadap Israel. Kapal-kapal dan pesawat AS telah diposisikan di wilayah itu untuk membantu Israel jika terjadi serangan dari Iran.
Dukung Hamas, Hizbullah Luncurkan Roket ke Israel
Kelompok militan Hizbullah di Lebanon mulai meluncurkan roket ke utara Israel tak lama setelah Israel melancarkan serangan balasan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Serangan Hamas ketika itu menewaskan 1.200 warga Israel, sementara 250an lainnya disandera. Sebagian sandera ini telah dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata bulan November lalu.
Membalas serangan roket Hizbullah itu, dalam beberapa minggu terakhir ini Israel telah melancarkan serangan udara ke sejumlah besar wilayah Lebanon, termasuk ke selatan dan ibu kota Beirut.
Resolusi DK PBB Tahun 2006 Belum Diperpanjang, Israel Lancarkan Serangan ke Lebanon
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel IDF Daniel Hagari mengatakan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang Israel-Hizbullah tahun 2006 belum ditegakkan dan bahwa Lebanon selatan “dipenuhi oleh teroris dan senjata Hizbullah.”
Resolusi tersebut menyerukan agar Hizbullah mundur dari wilayah antara perbatasan dan Sungai Litani; dan agar tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB berpatroli di wilayah tersebut. Israel mengatakan ketentuan-ketentuan tersebut dan ketentuan-ketentuan lainnya tidak pernah ditegakkan. Lebanon telah sejak lama menuduh Israel melanggar ketentuan-ketentuan lain dalam resolusi tersebut.
Pernyataan-pernyataan militer tersebut mengindikasikan bahwa Israel mungkin akan memfokuskan operasi darat pada jalur sempit di sepanjang perbatasan, dibanding meluncurkan invasi yang lebih besar yang bertujuan untuk menghancurkan Hizbullah, seperti yang telah dilakukannya di Gaza terhadap Hamas.
Hizbullah dan Hamas adalah sekutu dekat yang didukung oleh Iran, dan setiap eskalasi telah meningkatkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas di Timur Tengah yang dapat melibatkan Iran dan Amerika, yang telah mengerahkan aset-aset militernya ke wilayah tersebut untuk mendukung Israel.
Kemenkes Lebanon: Lebih 1.000 Orang Tewas Sejak Israel Mulai Serangan
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel dua minggu terakhir ini telah menewaskan lebih dari 1.000 orang di Lebanon, hampir seperempatnya adalah perempuan dan anak-anak. Ratusan ribu orang telah terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Hizbullah adalah kelompok milisi yang terlatih dengan baik, yang diyakini memiliki puluhan ribu pejuang dan dilengkapi persenjataan 150.000 roket dan rudal. Pertempuran terakhir pada tahun 2006 menemui jalan buntu, dan kedua belah pihak telah menghabiskan waktu selama dua dekade terakhir untuk mempersiapkan diri menghadapi pertempuran berikutnya.
Serangan udara baru-baru ini yang menewaskan sebagian besar pimpinan tertinggi Hizbullah. Sementara ledakan ratusan penyeranta dan walkie-talkie milik Hizbullah mengindikasikan bahwa Israel telah menyusup jauh ke dalam jajaran petinggi kelompok tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi pada hari Senin (30/9), pemimpin sementara Hizbullah, Naim Kassem, mengatakan para komandan Hizbullah yang terbunuh dalam beberapa minggu terakhir telah diganti.
Seiring dengan meningkatnya pertempuran, negara-negara Eropa telah mulai menarik diplomat dan warga negara mereka dari Lebanon. [ns/em/lt]