Iran memprotes Irak atas penggunaan nama "Teluk Arab" untuk kompetisi sepak bola regional yang diadakan di negara tetangga itu, kata media pemerintah, Rabu (11/1).
Republik Islam itu bersikeras menyatakan teluk yang dimaksud seharusnya disebut "Teluk Persia" dan telah berulang kali mengangkat masalah ini dengan negara-negara dan organisasi-organisasi yang mengabaikannya.
Irak, Jumat lalu, menyambut tim nasional negara-negara Arab dari seluruh wilayah teluk itu ke kota Basra untuk edisi ke-25 kompetisi yang secara resmi dikenal sebagai "Piala Teluk Arab".
Ini adalah pertama kalinya Irak menjadi tuan rumah kompetisi dua tahunan ini – yang biasanya disebut sebagai "Piala Teluk" sejak diluncurkan pada 1979.
"Kami memanggil duta besar Irak" pada Minggu terkait masalah ini, kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, sebagaimana dikutip oleh kantor berita pemerintah IRNA.
"Meskipun kami memiliki hubungan strategis, persaudaraan dan mendalam dengan Irak, kami telah menyatakan protes kami dengan jelas tentang masalah ini," katanya.
"Kami mengungkapkan kepekaan Iran terhadap penggunaan istilah Teluk Persia yang tepat dan lengkap ke pihak Irak."
Nama jalur pelayaran minyak vital itu selama bertahun-tahun telah menjadi rebutan antara Iran dan negara-negara tetangga Arabnya.
Penyelenggaraan kompetisi Islamic Solidarity Games (Pesta Olahraga Solidaritas Islam) pada tahun 2010, yang tadinya direncanakan berlangsung di Teheran, ditunda dan kemudian dibatalkan karena perselisihan tersebut.
Pada tahun yang sama, Iran memperingatkan bahwa maskapai penerbangan yang menggunakan istilah "Teluk Arab" pada peta penerbangan akan dilarang memasuki wilayah udaranya.
Pada tahun 2016, Oman Air menonaktifkan peta yang memberi label jalur perairan itu sebagai "Teluk Persia", setelah badai kritik di media sosial.
Pada 2012, Iran mengkritik raksasa internet Google karena membiarkan jalur perairan itu tanpa nama di layanan peta daringnya. Google kini menyebutnya sebagai "Teluk Persia (Teluk Arab)." [ab/uh]