Iran, Kamis (6/10), menayangkan video yang menunjukkan dua warga negara Prancis yang ditangkap karena melakukan aksi mata-mata di tengah protes yang sedang berlangsung di negara itu menyusul kematian perempuan bersusia 22 tahun dalam tahanan polisi moral.
Video yang dirilis oleh kantor berita pemerintah, IRNA, menunjukkan pengakuan dua warga negara Prancis, Cecile Kohler dan Chuck Paris, yang merupakan anggota serikat pekerja yang terkait dengan Federasi Nasional Pendidikan, Budaya, dan Pelatihan Kejuruan Prancis.
Dalam video tersebut, Kohler mengenakan jilbab dan menggambarkan dirinya sebagai “agen intelijen dan operasi dari dinas keamanan asing Prancis.'' Paris digambarkan sedang mengatakan: “Tujuan kami dalam dinas keamanan asing Prancis adalah menekan pemerintah Iran.'' Pernyataan-pernyataan mereka dalam video itu kabarnya akan menjadi bagian dari film dokumenter yang akan tayang di televisi pemerintah Iran.
BACA JUGA: Seorang Turis Jerman Ditahan di IranPrancis tidak segera menanggapi perilisan video tersebut. Namun pada bulan Mei, pemerintah Prancis menuntut pembebasan mereka dan mengutuk “penangkapan tak berdasar ini.”
Video itu sendiri mirip dengan video-video lain yang dirilis Teheran yang diduga merupakan pengakuan paksa para tahanan. Pada tahun 2020, sebuah laporan menyebutkan pihak berwenang Iran selama dekade terakhir telah menayangkan setidaknya 355 pengakuan paksa.
Kunjungan Kohler dan Paris ke Iran bertepatan dengan berlangsungnya protes guru selama berbulan-bulan yang menuntut perbaikan gaji. [ab/ka]