Televisi pemerintah Iran, Jumat (24/2), menawarkan pembelaan yang diperpanjang terhadap tuduhan para inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa negara itu telah memperkaya uraniumnya hingga kemurnian 84%. Seorang pejabat menyebut tuduhan sebagai bagian dari “persekongkolan'' melawan Teheran di tengah ketegangan atas program nuklirnya.
Komentar Behrouz Kamalvandi, juru bicara program nuklir sipil Iran, itu berusaha untuk menggambarkan setiap deteksi partikel uranium yang diperkaya ke tingkat itu sebagai efek samping sesaat dari upaya mencapai produk akhir dengan kemurnian 60% -- tingkat yang sedang diusahakan Teheran dalam pengumuman sebelumnya.
Uranium pada kemurnian 84% sangat dikhawatirkan. Pasalnya, itu hampir mendekati tingkat kemurnian yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir, yakni 90%.
Teheran telah lama bersikeras bahwa programnya adalah untuk tujuan damai, meskipun IAEA, badan-badan intelijen Barat, dan pakar-pakar nonproliferasi mengatakan Iran diam-diam pernah mengembangkan program senjata nuklir hingga tahun 2003.
BACA JUGA: Iran Akui Adanya Tuduhan Perkaya Uranium Hingga Kemurnian 84%Tuduhan para inspektur IAEA bahwa mereka menemukan uranium yang diperkaya hingga 84% mengancam akan meningkatkan ketegangan antara Iran dan Barat. Perdana Menteri Israel yang baru saja diangkat kembali, Benjamin Netanyahu, telah mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Teheran.
Dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Kamalvandi menepis apa yang mungkin telah ditemukan oleh inspektur sebagai “sebuah partikel atom yang tidak dapat dilihat bahkan di bawah mikroskop.” Dia menggambarkan kaskade sentrifugal uranium Iran menghasilkan partikel dengan berbagai kemurnian yang kemudian membentuk produk akhir sebesar 60%.
“Tidak masalah karena produk akhirlah yang penting,'' kata Kamalvandi. “Jika kami benar-benar ingin meningkatkan kemurniannya lagi sebanyak 20%, kami akan mengumumkannya dengan sangat mudah. Jadi jelas ada konspirasi di sini.''
Kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 membatasi pengayaan uranium Teheran hingga 3,67% -- tingkat yang memadai untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir. [ab/lt]