Wakil Menlu Iran Abbas Araghchi hari Minggu (13/10) menegaskan bahwa pemerintah Iran tidak akan melakukan pengalihan bahan-bahan nuklirnya ke luar negeri.
Pejabat Iran mengatakan, negara itu tidak akan memindahkan bahan-bahan nuklirnya ke luar negeri, sebagai syarat dilanjutkannya perundingan dengan dunia Barat tentang program nuklir Iran.
Wakil Menteri LN Iran Abbas Araghchi yang dikutip stasiun televisi Iran hari Minggu (13/10), mengatakan, pengalihan bahan-bahan nuklir Iran ke luar negeri adalah “garis merah” yang tidak bisa dilanggar.
Pemerintah Iran akan mengadakan perundingan tentang program nuklirnya di Jenewa hari Selasa dengan kelima anggota tetap Dewan Keamanan ditambah Jerman.
Perundingan ini adalah yang pertama sejak Presiden Hassan Rouhani mulai berkuasa bulan Agustus, dan berjanji ia akan melancarkan usaha diplomatik guna melonggarkan sanksi-sanksi Barat atas negaranya.
Pendahulunya, Presiden Mahmud Ahmadinejad menentang tuntutan Dewan Keamanan untuk menghentikan kegiatan pengayaan uraniumnya, yang kata negara-negara Barat dilakukan untuk membuat senjata nuklir. Tapi pemerintah Iran berkeras, program nuklirnya hanya ditujukan untuk maksud-maksud damai.
Menurut Wakil Menteri LN Iran itu, negaranya akan bersedia merundingkan tingkat pengayaan uraniumnya dalam perundingan dengan wakil-wakil dunia barat di Jenewa.
Pemerintah barat pimpinan Amerika menyerukan supaya Iran mengirim persediaan uraniumnya yang telah diperkaya hingga 20 persen, ke luar negeri, karena uranium pada tingkat itu akan mudah dijadikan senjata nuklir.
Wakil Menteri LN Iran Abbas Araghchi yang dikutip stasiun televisi Iran hari Minggu (13/10), mengatakan, pengalihan bahan-bahan nuklir Iran ke luar negeri adalah “garis merah” yang tidak bisa dilanggar.
Pemerintah Iran akan mengadakan perundingan tentang program nuklirnya di Jenewa hari Selasa dengan kelima anggota tetap Dewan Keamanan ditambah Jerman.
Perundingan ini adalah yang pertama sejak Presiden Hassan Rouhani mulai berkuasa bulan Agustus, dan berjanji ia akan melancarkan usaha diplomatik guna melonggarkan sanksi-sanksi Barat atas negaranya.
Pendahulunya, Presiden Mahmud Ahmadinejad menentang tuntutan Dewan Keamanan untuk menghentikan kegiatan pengayaan uraniumnya, yang kata negara-negara Barat dilakukan untuk membuat senjata nuklir. Tapi pemerintah Iran berkeras, program nuklirnya hanya ditujukan untuk maksud-maksud damai.
Menurut Wakil Menteri LN Iran itu, negaranya akan bersedia merundingkan tingkat pengayaan uraniumnya dalam perundingan dengan wakil-wakil dunia barat di Jenewa.
Pemerintah barat pimpinan Amerika menyerukan supaya Iran mengirim persediaan uraniumnya yang telah diperkaya hingga 20 persen, ke luar negeri, karena uranium pada tingkat itu akan mudah dijadikan senjata nuklir.