Iran Tandatangani Kontrak Besar untuk Genjot Produksi Minyak

Seorang teknisi memeriksa peralatan di ladang minyak Azadegan selatan ibu kota Teheran, Iran (foto: dok).

Iran mengesahkan kontrak bernilai miliaran dolar dengan perusahaan-perusahaan domestik pada Minggu untuk mendorong produksi minyak guna menghadapi sanksi-sanksi dari Barat.

Dalam acara resmi yang disiarkan oleh televisi pemerintah, kementerian perminyakan dan pelaku bisnis Iran menandatangani kesepakatan bernilai 13 miliar dolar AS, untuk meningkatkan produksi minyak harian di enam ladang utama.

Shana, kantor berita resmi industri minyak negara itu, menyebut kesepakatan itu sebagai “kontrak minyak terbesar dalam dekade terakhir” oleh Iran. Mereka juga mengatakan bahwa kontrak-kontrak tersebut, bertujuan menambah produksi harian negara itu 350 ribu barel per hari.

Pada Oktober, Menteri Perminyakan Iran, Javad Owji menjanjikan bahwa produksi minyak negara itu akan menyentuh angka 3,6 juta barel per hari pada akhir tahun menurut perhitungan Persia, yaitu pada 19 Maret besok.

Pada tahun baru, berdasar kalender Persia, “produksi akan menyentuh empat juta barel per hari,” tambahnya.

BACA JUGA: Iran, Rusia dan China Unjuk Kekuatan dalam Latihan AL Bersama

Sektor perminyakan Iran menerima pukulan ketika sanksi-sanksi Barat diberlakukan kembali pada 2018. Perusahaan-perusahaan asing terpaksa meninggalkan negara tersebut, setelah Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan bersejarah yang didesain untuk membatasi program nuklir Iran.

Menurut kementerian perminyakan, Iran akan “mengandalkan keahlian dalam negeri” untuk mendorong produksi di ladang minyak bagian barat dan barat daya, termasuk Azadegan di provinsi Khuzestan, di perbatasan dengan Irak.

Kontrak pengembangan untuk ladang minyak paling tua milik Iran yaitu Masjed Soleyman di Khuzestan juga ditandatangani.

Mulai dibor pada 1908, sumur minyak nomor 1 di Masjed Soleyman merupakan yang tertua di Timur Tengah.

Kementerian perminyakan menandatangani kontrak dua hari sebelum peringatan ke-73 nasionalisasi industri minyak Iran. Sebelumnya industri itu dikelola oleh perusahaan yang dikendalikan Inggris, bernama Anglo-Iranian Oil Company.

Pekan lalu, Iran mengatakan pihaknya telah menyerahkan kontrak 20 miliar dolar AS kepada perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk menaikkan produksi ladang gas lepas pantai South Pars di Teluk, yang dikelola bersama Qatar.

Menurut Kantor Informasi Energi AS (EIA), Iran adalah produsen minyak bumi terbesar ke tujuh di seluruh dunia pada 2022.

Negara itu juga memiliki cadangan minyak terbesar ketiga dunia yang telah ditemukan, setelah Venezuela dan Arab Saudi, menurut EIA. [ns/ka]