Iran telah menangkap empat orang yang dicurigai memberikan video pertengkaran antara seorang ulama Syiah dengan seorang perempuan yang tidak mengenakan jilbab kepada media asing, menurut laporan sejumlah media Iran, pada Selasa (12/3).
Rekaman CCTV pertikaian yang terjadi di pusat keagamaan Syiah Iran di Qom itu viral di media sosial dan disiarkan kanal berita Iran International, media yang bermarkas di London dan dianggap sebagai “media musuh” oleh otoritas Teheran.
Dalam video tersebut, perempuan itu mengonfrontasi seorang ulama karena diduga mengambil foto dirinya saat menunggu anaknya di klinik Qom tanpa mengenakan jilbab, yang diwajibkan bagi perempuan saat berada di tempat umum sejak setelah revolusi Iran 1979.
BACA JUGA: Kelompok HAM: Iran Berlakukan Pengawasan Jilbab yang 'Kejam' terhadap PerempuanWakil Jaksa Qom Ruhollah Moslemhkani mengatakan, empat “penerbit dan pengirim utama” video itu ke “jaringan musuh (Iran) International” telah ditangkap, demikian laporan kantor berita Fars.
“Yang sudah jelas bagi kami, dan kami yakini, adalah sebuah rancangan dan perencanaan dilakukan untuk menciptakan perpecahan dan hasutan di masyarakat,” tambahnya.
Setelah kasus Mahsa Amini yang meregang nyawa dalam tahanan polisi moral pada September 2022 usai ditangkap karena melanggar aturan berpakaian, aturan tersebut kembali diperdebatkan.
Kematian Amini memicu gelombang unjuk rasa nasional yang oleh pihak berwenang dianggap sebagai hasil penghasutan pemerintah Barat dan media berbahasa Farsi yang bermarkas di luar negeri. [rd/jm]