Iran Tangkap Penganut Baha’i yang Dituduh Terkait Israel

Para penganut Baha'i, salah satu agama minoritas di Iran (foto: ilustrasi).

Pihak berwenang Iran menangkap beberapa pengikut agama Baha’i yang dituduh menjadi mata-mata Israel, musuh bebuyutan Iran, lapor media setempat di negara republik Islam itu Selasa (25/7).

Penganut Baha’i, agama minoritas non-Muslim terbesar di Iran, tidak diakui oleh negara itu, dan sering dijadikan sasaran dugaan hubungannya dengan Israel. Tempat suci dan pusat Baha’i di dunia berada di Haifa, Israel.

"Sejumlah anggota inti partai mata-mata Baha’i ditangkap di provinsi Gilan" di utara Iran, kata kantor berita Fars, mengutip pernyataan dinas intelijen.

Fars melaporkan kelompok itu diduga memiliki hubungan "dengan pusat Zionis (Yahudi) yang dikenal sebagai Bayt al-Adl yang terletak di wilayah pendudukan Palestina". Nama itu mengacu pada Rumah Keadilan Universal Baha’i di kota pelabuhan Haifa, Israel.

BACA JUGA: Kepala Polisi Iran: Misi untuk Tegakkan Aturan Berjilbab 'Tak Bisa Diubah'

Badan intelijen juga menuduh kelompok itu "mempromosikan ajaran Baha'i" terutama di kalangan anak-anak, menurut Fars.

Iran, di mana Islam Syiah adalah agama negara, mengakui beberapa agama minoritas termasuk Kristen, Yudaisme, dan Zoroastrianisme.

Namun ajaran Baha’i dicap "sesat" oleh Iran. Pada bulan Agustus, pihak berwenang menangkap sekelompok penganut Baha’i dan 12 pengikut lain pada bulan berikutnya, semuanya atas tuduhan yang sama, terkait dugaan hubungan dengan Israel.

Komunitas Bahai mengaku memiliki lebih dari tujuh juta pengikut di seluruh dunia, termasuk sekitar 300.000 di Iran. [ps/jm]