Deputi Menlu Iran Abbas Araghchi mengatakan hal itu dalam penampilan bersama direktur Badan Energi Atom Internasional, IAEA, di Wina hari Senin (28/10).
WINA, AUSTRIA —
Iran sekali lagi mengatakan, pihaknya menawarkan pendekatan baru untuk mengakhiri sengketa program nuklirnya dengan PBB dan negara-negara Barat, sementara perundingan kian intensif mengenai program nuklir negara itu.
Seorang perunding senior Iran hari Senin (28/10) merasa optimistis mengenai kemungkinan dicapainya kemajuan dalam putaran terakhir pembicaraan tentang penyidikan PBB terhadap program nuklir negaranya. Ia menjanjikan "pendekatan baru" guna mengakhiri kebuntuan selama hampir dua tahun.
Wakil Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi berbicara kepada wartawan setelah bertemu Yukiya Amano, kepala Badan Energi Atom Internasional PBB, dan tidak lama sebelum pejabat-pejabat IAEA dan Iran duduk untuk merundingkan lagi persyaratan penyidikan IAEA.
Pertemuan-pertemuan Iran - IAEA selama hampir dua tahun tidak banyak membuat kemajuan mengenai syarat penyidikan IAEA terhadap kecurigaan bahwa Iran mungkin secara diam-diam membuat senjata nuklir. Iran tidak punya senjata nuklir dan membantah sedang membuatnya.
Araghchi tidak memberi rincian tentang sikap Iran, tetapi dalam pernyataan kepada wartawan, penuh optimisme, ia berbicara mengenai pertemuan dengan Amano yang dinilainya "sangat berguna dan konstruktif," dan mengatakan ia "sangat berharap" pembicaraan mengenai penyidikan itu akan mencapai "hasil yang baik."
Pertemuan-pertemuan belum lama ini berakhir pada hari yang sama pertemuan itu dimulai. Tetapi kedua pihak menyelesaikan pembicaraan hari Senin dengan menyetujui dilanjutkannya perundingan hari Selasa, menunjukkan lebih banyak topik yang perlu dibahas daripada biasanya.
Di luar segala inisiatif baru Iran, kunjungan Araghchi sendiri penting. Ia dan pejabat senior Iran lainnya telah berulang-kali menyatakan kesediaan untuk berusaha meredakan kekhawatiran tentang tujuan program nuklir Iran sejak Presiden Iran Hassan Rouhani yang reformis menjabat Agustus lalu.
Araghchi adalah perunding senior Iran pada pembicaraan Jenewa awal bulan ini dengan enam negara besar dunia yang berusaha menghentikan program-program yang menurut Iran hanya untuk tujuan damai tetapi menurut pihak Barat bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Putaran baru pembicaraan di Jenewa dijadwalkan minggu depan setelah kedua pihak menilai pembicaraan sebelumnya sebagai positif. Pertemuan Araghchi dengan Amano di Wina bisa ditafsirkan sebagai lambang niat Iran menyelesaikan kebuntuan penyidikan IAEA bersamaan pembicaraan enam negara besar.
Walau pembicaraan Wina dan Jenewa secara resmi terpisah, keduanya dihubungkan oleh kekhawatiran Barat terhadap aspirasi nuklir Iran, tetapi kemajuan dalam satu pembicaraan bisa mengakibatkan kemajuan pada pembicaraan lain.
(George Jahn/VOA).
Seorang perunding senior Iran hari Senin (28/10) merasa optimistis mengenai kemungkinan dicapainya kemajuan dalam putaran terakhir pembicaraan tentang penyidikan PBB terhadap program nuklir negaranya. Ia menjanjikan "pendekatan baru" guna mengakhiri kebuntuan selama hampir dua tahun.
Wakil Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi berbicara kepada wartawan setelah bertemu Yukiya Amano, kepala Badan Energi Atom Internasional PBB, dan tidak lama sebelum pejabat-pejabat IAEA dan Iran duduk untuk merundingkan lagi persyaratan penyidikan IAEA.
Pertemuan-pertemuan Iran - IAEA selama hampir dua tahun tidak banyak membuat kemajuan mengenai syarat penyidikan IAEA terhadap kecurigaan bahwa Iran mungkin secara diam-diam membuat senjata nuklir. Iran tidak punya senjata nuklir dan membantah sedang membuatnya.
Araghchi tidak memberi rincian tentang sikap Iran, tetapi dalam pernyataan kepada wartawan, penuh optimisme, ia berbicara mengenai pertemuan dengan Amano yang dinilainya "sangat berguna dan konstruktif," dan mengatakan ia "sangat berharap" pembicaraan mengenai penyidikan itu akan mencapai "hasil yang baik."
Pertemuan-pertemuan belum lama ini berakhir pada hari yang sama pertemuan itu dimulai. Tetapi kedua pihak menyelesaikan pembicaraan hari Senin dengan menyetujui dilanjutkannya perundingan hari Selasa, menunjukkan lebih banyak topik yang perlu dibahas daripada biasanya.
Di luar segala inisiatif baru Iran, kunjungan Araghchi sendiri penting. Ia dan pejabat senior Iran lainnya telah berulang-kali menyatakan kesediaan untuk berusaha meredakan kekhawatiran tentang tujuan program nuklir Iran sejak Presiden Iran Hassan Rouhani yang reformis menjabat Agustus lalu.
Araghchi adalah perunding senior Iran pada pembicaraan Jenewa awal bulan ini dengan enam negara besar dunia yang berusaha menghentikan program-program yang menurut Iran hanya untuk tujuan damai tetapi menurut pihak Barat bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Putaran baru pembicaraan di Jenewa dijadwalkan minggu depan setelah kedua pihak menilai pembicaraan sebelumnya sebagai positif. Pertemuan Araghchi dengan Amano di Wina bisa ditafsirkan sebagai lambang niat Iran menyelesaikan kebuntuan penyidikan IAEA bersamaan pembicaraan enam negara besar.
Walau pembicaraan Wina dan Jenewa secara resmi terpisah, keduanya dihubungkan oleh kekhawatiran Barat terhadap aspirasi nuklir Iran, tetapi kemajuan dalam satu pembicaraan bisa mengakibatkan kemajuan pada pembicaraan lain.
(George Jahn/VOA).