Iran menyatakan telah mulai memperkaya uraniumnya hingga kadar kemurnian 20 persen, ini merupakan langkah terbarunya menjauh dari perjanjian internasional 2015 yang membatasi program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi-sanksi.
Media resmi mengutip Juru Bicara pemerintah Ali Rabiei yang mengatakan pengayaan uranium itu telah dimulai hari Senin (4/1) di fasilitas Fordo, yang berlokasi di dalam gunung. Sebelumnya Iran telah melakukan pengayaan hingga kadar 4,5 persen.
Kadar kemurnian yang semakin tinggi itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Iran sedang berusaha membuat senjata nuklir, yang memerlukan kadar pengayaan 90 persen. Iran telah bertahun-tahun menyatakan tidak memiliki rencana semacam itu dan bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan damai.
Untuk memastikan Iran tidak memiliki senjata nuklir mendorong satu kelompok terdiri dari enam negara berpengaruh dunia mengupayakan perjanjian nuklir, yang antara lain membatasi pengayaan uranium hanya sampai kadar 3,67 persen.
BACA JUGA: IAEA: Iran akan Perkaya Uranium Hingga 20%Langkah Iran ini merupakan upaya menjauh terbaru dari perjanjian nuklir sementara negara itu berupaya menekan negara-negara lain yang menandatangani perjanjian tersebut, khususnya negara-negara Eropa, agar memenuhi janji melonggarkan sanksi.
AS keluar dari perjanjian itu pada tahun 2018 dan memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi, terutama yang menarget sektor minyak penting Iran.
Perkembangan terbaru ini, yang rencananya telah diberitahukan Iran kepada badan pengawas nuklir PBB pekan lalu , juga berlangsung beberapa pekan sebelum perubahan kepresidenan AS.
Presiden terpilih Joe Biden telah menyatakan akan berusaha untuk bergabung lagi dengan perjanjian nuklir itu apabila Iran kembali mematuhinya. [uh/ab]