Pihak berwenang Iran, pada Selasa (21/2), mengatakan telah menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap seorang anggota senior kelompok oposisi Iran yang berkantor di Amerika Serikat, yang ditahan oleh Iran dan dituduh mendalangi pemboman masjid yang menelan korban jiwa tahun pada 2008 lalu.
Iran mengatakan Jamshid Sharmahd, warga negara Iran-Jerman berusia 67 tahun yang juga merupakan penduduk tetap AS, adalah pemimpin sayap bersenjata kelompok yang menganjurkan pemulihan monarki yang digulingkan dalam Revolusi Islam Iran tahun 1979.
Keluarganya mengatakan ia hanya juru bicara kelompok oposisi, dan menyangkal ia terlibat dalam serangan apapun. Mereka menuduh pihak intelijen Iran menculiknya dari Dubai tahun 2020 lalu. Kampung halamannya berada di Glendora, California.
BACA JUGA: Cek Fakta: Pembelaan Iran Atas Korps Garda Revolusi Iran KeliruMenteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan hukuman mati “sama sekali tidak dapat diterima,” dan akan ada “reaksi yang jelas” terhadap vonis tersebut tanpa menjelaskannya lebih lanjut.
Ia menambahkan, Sharmahd sejak awal tidak menjalani “persidangan yang adil,” dan bahwa akses konsuler dan akses ke persidangan “telah berulangkali ditolak.” Baerbock juga mengatakan Sharmahd ditangkap “dalam kondisi yang sangat dipertanyakan,” tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Hukuman mati tersebut, yang dapat dibanding, diputuskan di tengah maraknya demonstrasi anti-pemerintah Iran selama enam bulan terakhir ini dan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat. Monarki yang berbasis di luar Iran mendukung demonstrasi itu, sebagaimana halnya kelompok dan individu lain dengan ideologi berbeda.
Situs resmi kehakiman Iran mengatakan Sharmahd dihukum karena merencanakan kegiatan teroris. Ia diadili di Pengadilan Revolusi di mana sidang-sidang dilangsungkan secara tertutup. Kelompok-kelompok HAM mengatakan terdakwa tidak dapat memilih pengacara mereka atau melihat bukti yang memberatkan.
Pihak berwenang Iran telah menuduhnya merencanakan serangkaian serangan, termasuk pemboman Masjid Hosseynieh Seyed Al Shohada di Shiraz tahun 2008 yang menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya. Ia juga dituduh bekerja dengan intelijen Amerika Serikat dan memata-matai program rudal balistik Iran.
Stasiun televisi pemerintah mengatakan kelompok Sharmahd juga berada di balik pemboman di makam Ayatollah Ruhollah Khomeini di Iran tahun 2010 yang melukai beberapa orang.
Iran mengatakan Sharmahd adalah pemimpin Tondar, sayap militan kelompok oposisi yang juga dikenal sebagai Majelis Kerajaan Iran. Ia sebelumnya menjadi sasaran dalam rencana pembunuhan yang dijalankan pihak berwenang Iran di wilayah AS tahun 2009.
BACA JUGA: Iran Bantah Telah Memperkaya Uranium di Atas 60 PersenKeluarga Sharmahd mengatakan pria itu sedang dalam perjalanannya ke India melalui Dubai untuk sebuah kesepakatan bisnis pada bulan Juli 2020 ketika ia mendadak tidak lagi menjawab panggilan telpon atau pesan lain dari keluarganya. Data lokasi menunjukkan telponnya meninggalkan hotel di dekat bandara dan melakukan perjalanan ke selatan, menyebrangi perbatasan menuju negara tetangga Oman, dan kemudian ke pelabuhan Sohar di mana sinyalnya kemudian berhenti.
Dua hari kemudian Iran mengumumkan telah menangkap Sharmahd dalam “operasi yang rumit” dan Kementerian Intelijen Iran mempublikasikan foto Sharmahd dalam kondisi mata ditutup.
Keluarga Sharmahd mengatakan ia ditahan di sebuah sel isolasi selama lebih dari 18 bulan sebelum diadili di pengadilan pada bulan Februari 2022 lalu. [em/rs]