Pihak berwenang di Irlandia bekerja sama dengan Prancis untuk membebaskan Bernard Phelan, seorang pria berkewarganegaraan ganda, Irlandia dan Prancis, yang dipenjara di Iran sejak Oktober lalu, kata Kementerian Luar Negeri Irlandia, Jumat (13/1).
Phelan, seorang konsultan pariwisata yang berbasis di Paris, ditahan di Penjara Vakilabad di kota Mashhad dengan berbagai tuduhan, termasuk menyebarkan propaganda antirezim dan memotret dinas keamanan. Ia telah membantah semua tuduhan itu.
"Kementerian Luar Negeri mengetahui kasus ini dan telah memberikan bantuan konsuler dalam koordinasi erat dengan Prancis sejak awal," kata juru bicara kementerian itu kepada AFP.
"Kasus ini juga telah diangkat langsung dengan pihak berwenang Iran," tambah mereka, menolak berkomentar secara spesifik.
Berasal dari Clonmel di wilayah Tipperary, Prancis Selatan, Phelan, 64, sedang melakukan perjalanan melalui Mashhad tidak lama setelah aksi protes besar-besaran terhadap pemerintah Iran ketika ia ditangkap. Menurut Irish Times, ia memulai mogok makan di awal tahun ini.
Keluarganya mengatakan mereka prihatin dengan kesehatan operator tur wisata yang menderita penyakit jantung itu, dan menjelaskan bahwa selain menolak makanan, ia juga berhenti minum obat.
Adik perempuannya, Caroline Masse-Phelan, memprihatinkan kondisi ruang sempit dan dingin yang harus ditempati kakaknya di Penjara Vakilabad.
Ia yakin saudaranya itu ditahan karena adanya perselisihan politik antara Paris dan Teheran dan "berada di tempat yang keliru pada waktu yang keliru".
Phelan adalah salah satu dari puluhan warga negara Barat yang ditahan di Iran, yang digambarkan oleh para aktivis HAM sebagai sandera yang tidak bersalah atas kejahatan apa pun. Menurut para akivis, orang-orang tersebut ditahan atas perintah Garda Revolusi yang berpengaruh untuk digunakan sebagai alat tawar menawar dalam melawan kekuatan Barat.
Warga negara dari tiga kekuatan Eropa yang terlibat dalam pembicaraan tentang program nuklir Iran, Inggris, Prancis dan Jerman, termasuk di antara orang asing yang ditahan.
Hampir setahun yang lalu, pengadilan Iran menghukum warga negara Prancis Benjamin Briere delapan tahun penjara atas tuduhan mata-mata.
Teheran menegaskan semua orang asing yang ditahan terbukti melanggar hukum setempat, tetapi juga menyatakan kesiapannya untuk melakukan pertukaran tahanan. [ab/uh]