Isi Masa Pensiun, Indradi Partowardjojo Jadi Pengrajin Kayu di Maryland

Your browser doesn’t support HTML5

Indradi Partowardojo, Pengrajin Kayu di Silver Spring, Maryland

Pak Indradi Partowardjojo adalah seorang pensiunan yang tinggal di Silver Spring, Maryland. Walaupun seorang pensiunan, baginya tidak ada waktu untuk berpangku tangan.

Setiap hari setelah mengurus dan mengantar kedua cucunya ke sekolah, Pak Indradi siap bekerja di bengkelnya yang terletak di lantai bawah rumahnya.

Di bengkel inilah ia menghabiskan waktu dengan produktif, sambal mengukir, memahat, membuat berbagai produk kayu, dari yang kecil seperti pena, hingga tongkat dan lemari kabinet dapur.

“Produk kayu pertama saya adalah kursi. Saat itu saya punya sisa-sisa kayu dan tidak tahu bagaimana mengolah sisa kayu ini. Kemudian saya coba buat kursi. Kebetulan jadi, anak saya suka, anak saya ambil untuk dibawa ke rumahnya. Hampir semua furnitur anak saya yang kedua adalah buatan saya,” kata Pak Indradi.

Pensiun sejak tahun 1998 dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington, D.C., Pak Indradi punya alasan sendiri saat memutuskan untuk menekuni hobinya ini.

“Saya melihat senior-senior saya yang begitu pensiun dari KBRI kelihatannya cepat sekali tua, karena tidak punya aktivitas. Jadi ketika melihat mereka saya tidak mau seperti itu,” ujarnya tentang awal mula ia menggeluti hobinya ini.

Keputusan ini juga didukung oleh istri dan anak-anaknya.

Ia menambahkan, “Mereka senang saya punya kesibukan. Saya di rumah tidak diam melamun karena selalu ada yang saya kerjakan. Kekosongan selalu saya pergunakan supaya jangancepat tua.”

Walaupun belajar secara otodidak, karya-karya Pak Indradi tak kalah dengan pengrajin kayu profesional. Ia bahkan mempunyai sejumlah pelanggan setia, seperti pasangan Todd dan Rebecca.

Pasangan ini mulai mengenal hasil karya Pak Indradi ketika melihat pena kayu buatannya.

“Kami mulai membeli sebuah pena karya Pak Indradi, lalu kami beli pena lagi. Kemudian ketika saya butuh tongkat untuk membantu saya jalan, saya ingin punya satu yang bagus. Lalu Indradi membuatkan untuk saya. Bagi saya dia sudah seperti keluarga dan kami tahu karya Pak Indradi bagus dan dibuat dengan sangat baik dan tekun. Dan kami terus membeli karyanya karena semuanya indah,” kata Rebecca Pikofsky, seorang pelanggan karya-karya Pak Indradi.

Salah satu pelanggan lainnya. Todd Christiansen, mengatakan, “Indradi adalah seorang seniman, dia mampu memecahkan masalah, dan saya pikir ia pantas untuk disebut sebagai pengrajin kayu yang ulung.”

Berbekal keahlian ini, di usia ke-71, Pak Indradi tetap mampu memperoleh penghasilan sendiri, walaupun kini bukan sekedar uang yang dikejarnya.

“Kalau istri saya bilang, saya itu cheap labor, saya punya pedoman, saya tidak suka , kalau customer saya mengeluh. Lebih baik saya dapat uang sedikit tapi customer puas,” kata Pak Indradi.

“Rasanya, saya bisa merasakan kalau customer puas dengan pesanannya. Waduh, rasanya puas sekali. Itu kepuasan yang tidak terhingga,” tambahnya.

Tetap produktif dan memperoleh kepuasan dari hasil karyanya memang menjadi obat mujarab bagi orang seperti Pak Indradi untuk menikmati hari tuanya.