Pejabat-pejabat Amerika sedang berupaya memastikan keotentikan video berdurasi 15 menit itu yang dipasang di situs yang kerap digunakan kelompok militan itu untuk memasang video dan pesan-pesannya.
Dalam video itu disebutkan bahwa lokasi pemenggalan adalah di Dabig, sebuah kota di Suriah Utara. Seorang militan dengan logat Inggris yang kental mengingatkan bahwa tentara Amerika akan mengalami nasib yang sama dengan tentara dan pilot Suriah yang mereka penggal itu. Militan itu juga menyatakan Amerika ingkar janji karena sebenarnya tidak pernah menarik mundur pasukannya dari Irak. “Kami sampaikan pada Anda, Obama, Anda mengklaim telah menarik mundur pasukan dari Irak empat tahun lalu, tetapi sesungguhnya tidak. Pasukan Anda bersembunyi di balik pasukan Irak.”
Petugas kemanusiaan Amerika kelima yang dipenggal ISIS itu diklaim sebagai Peter Kassig dan dibunuh karena “memerangi warga Muslim di Irak sewaktu ia menjadi tentara.” Kassig yang berasal dari Indianapolis, Indiana bertugas di unit operasi khusus US Army’s 75thRanger Regiment dan dikirim ke Irak tahun 2007. Setelah berhenti karena alasan medis, Kassig mendirikan organisasi kemanusiaan “Special Emergency Response & Assistance” SERA di Turki untuk membantu para pengungsi Suriah. Ia mengirim makanan dan kebutuhan medis, serta membentuk layanan trauma bagi warga sipil Suriah yang terluka. Kassig diculik ISIS di Suriah Timur tahun 2013. Beberapa temannya mengatakan ketika disandera Kassig pindah agama ke Islam dan mengganti nama depannya menjadi “Abdul Rahman.”
Gedung Putih mengatakan badan-badan inteljen sedang memeriksa keotentikan video itu. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Bernadette Meehan mengatakan jika video itu otentik, Gedung Putih “sangat terkejut dengan pembunuhan brutal warga Amerika tidak berdosa itu.”
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan “sangat terkejut dengna pembunuhan berdarah dingin itu” yang menurutnya kembali menunjukkan “kebejatan ISIS.”
ISIS sebelumnya telah memasang video-video yang menunjukkan pemenggalan kepala dua wartawan Amerika, James Foley dan Steven Sotloff, serta dua petugas kemanusiaan Inggris lainnya. Tidak seperti keempat video sebelumnya, video terbaru ini tidak memperlihatkan sandera Barat lain yang diculik atau mengancam akan memenggal sandera lain. Video kali ini juga memperlihatkan dari jarak dekat beberapa wajah militan, yang sebagian di antaranya tampaknya warga asing.