Kelompok teroris ISIS pada hari Kamis (4/1) mengaku bertanggung jawab atas dua bom bunuh diri yang menewaskan 84 orang di Iran, yang berkumpul untuk memperingati meninggalnya Jenderal Garda Revolusi Qassem Soleimani, yang terbunuh empat tahun lalu oleh serangan pesawat tak berawak AS.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, ISIS mengatakan dua “saudara martir” menuju ke makam Soleimani di Kerman pada hari Rabu di Iran selatan dan “meledakkan sabuk peledak mereka di tengah kerumunan.”
Kelompok ISIS Sunni itu mengatakan, serangan terjadi “dengan izin Allah” dan bagian dari kampanye “Bunuh mereka di mana pun Anda menjumpai mereka.” Mereka menarget musuh-musuhnya dan pihak lain yang mereka anggap kafir, termasuk Muslim Syiah di Iran.
"Saya tidak tahu persis apa yang terjadi, sangat tiba-tiba. Ketika itu terjadi banyak orang tewas, dan sebagian besar terluka. Mereka yang tewas tidak memiliki bagian tubuh yang utuh, tidak ada tangan atau wajah."
Soleimani, yang mengepalai Pasukan Quds, cabang operasi luar negeri Garda Revolusi Iran, adalah musuh ISIS, kelompok ekstremis Sunni yang sebelumnya melakukan serangan di Iran yang mayoritas penduduknya Syiah.
ISIS terakhir kali melakukan serangan di sebuah tempat suci Iran pada Oktober 2022, menewaskan 15 orang.
Iran memperingati hari berkabung nasional pada hari Kamis bagi mereka yang tewas dalam ledakan pekan ini.
Seorang pejabat Iran menyebut ledakan itu sebagai serangan “teroris,” yang terjadi di Kerman, sekitar 820 kilometer arah tenggara dari ibu kota Teheran. [ps/lt]