Nurcholish Madjid Society meluncurkan portal Nurcholishmadjid.org untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran almarhum Nurcholish Madjid atau yang akrab dipanggil Cak Nur.
Istri Cak Nur, Omi Komaria Madjid mengatakan, pemikiran-pemikiran Cak Nur cukup relevan untuk dijadikan bahan bacaan masyarakat, terutama di tengah menguatnya politik identitas dan pudarnya toleransi antar umat beragama akhir-akhir ini.
"Website ini ditujukan untuk menyebarkan pikiran-pikiran Cak Nur. Dan mudah-mudahan pikiran-pikiran Cak Nur bisa dibaca dan dipahami bukan hanya generasi Cak Nur, tapi generasi sekarang," tutur Omi Komaria dalam acara Haul Cak Nur di Jakarta, Selasa (28/8).
Sementara itu, Pendiri Nurcholish Madjid Society, Budhy Munawar Rachman mengatakan, portal tersebut juga diharapkan dapat menjadi arsip bagi karya-karya Cak Nur.Terlebih karena kaset-kaset yang berisi rekaman pengajian Cak Nur selama di Universitas Paramadhina telah rusak karena belum diubah ke format digital.
"Kami bertiga menjadi asisten Cak Nur selama waktu yang panjang 12 tahun. Selalu membuat rekaman dan dalam proses setiap rekaman harus ditranskrip. Dan bahan transkrip itulah yang menjadi ensiklopedi Nurcholish Madjid. Tapi ada yang lupa yaitu mengubah kaset menjadi digital," jelas Budhy Munawar.
Budhy menambahkan ada sekitar 22 buku dan pendapat tokoh-tokoh tentang pemikiran Cak Nur yang telah dipublikasikan di portalNurcholishmadjid.org.Portal tersebut selanjutnya akan digarap anak-anak muda agar tampilannya menjadi lebih menarik.
Your browser doesn’t support HTML5
Menanggapi peluncuran portal ini, tokoh Katholik Romo Benny Susetyo mengatakan pemikiran Cak Nur atau jargon "Islam Yes, Partai Islam No" masih relevan dengan kondisi kekinian, menjelang pemilihan presiden dan legislatif pada 2019. Menurutnya, agama saat ini kerap dipolitisasi oleh sebagian tokoh yang ingin mendapatkan kekuasaan.
"Politik itu kan tidak bisa menggunakan agama menjadi alat provokasi dan propaganda. Yang hanya membawa orang pada emosional, padahal kesadaran politik untuk tujuan kesejahteraan. Sebenarnya titik ketemunya hampir sama. Hanya problem kita adalah akhir-akhir ini politik agama hanya dilihat parsial, bukan politik untuk mewujudkan kesejahteraan umum," tutur Romo Benny.
Hal senada disampaikan tokoh agama Budha Dhammasubho Mahathera yang mengatakan portal Nurcholishmadjid.org dapat menambah literasi bagi masyarakat Indonesia, terutama literasi di bidang agama dan kebangsaan Indonesia.
"Dengan di-launching-nya ini kita bisa menimba ilmu dari sana. Nah dari ilmu akan membuka wawasan, pikiran dalam kehidupan ini. Sehingga akan bisa tahu mana garis batas. Sebagaimana yang dibutuhkan sekarang adalah memberi garis yang jelas sekuler dan spritual yang terdiri dari pilar penyangganya yaitu keagamaan, kenegaraan dan keusahaan," jelas Dhammasubho Mahathera.
Nurcholish Madjid meninggal pada 29 Agustus 2005, ketika berusia 66 tahun. Cak Nur dikenal sebagai pemikir Islam, cendekiawan dan budayawan terkemuka yang dikenal luas dengan gagasannya tentang sekularisme dan pluralisme. [Ab/em]