Presiden Joe Biden hari Rabu (27/7) tampil di hadapan publik setelah menyelesaikan masa isolasi selama lima hari pasca terjangkit COVID-19 pekan lalu. Ia mengatakan, “COVID belum berakhir” tetapi menegaskan bahwa penyakit-penyakit serius dapat dihindari dengan vaksin, suntikan booster dan perawatan. “Anda tidak perlu menjadi presiden untuk mendapatkan hal-hal ini,” ujarnya.
Biden mengalami gejala ringan setelah terjangkit virus yang telah menewaskan jutaan orang di seluruh dunia dan mengganggu kehidupan sehari-hari selama lebih dari dua tahun.
“Tuhan memberkati kita semua, dan kini saya harus kembali ke Ruang Oval,” ujarnya ketika menyelesaikan sambutannya di Rose Garden dan kembali ke sayap barat Gedung Putih.
Uji medis COVID-19 pada Selasa malam (26/7) dan Rabu pagi menunjukkan Biden telah negatif mengidap virus itu.
BACA JUGA: Biden: Serangan 6 Januari Bagaikan Neraka Abad Pertengahan bagi PolisiBiden, yang berusia 79 tahun, dinyatakan positif minggu lalu. Meskipun menjalani isolasi, ia tetap bekerja dan melangsungkan pertemuan virtual, serta berbicara dengan beberapa kelompok lewat pesan yang direkam.
Dalam pembaruan informasi kesehatan presidan hari Rabu, Dr. Kevin O’Connor yang merupakan dokter presiden, mengatakan selama lima hari ini Biden telah diberi Paxlovid, obat anti-viral yang digunakan untuk merawat COVID-19. Biden tidak lagi menderita demam dan dalam 36 jam terakhir tidak lagi minum Tylenol, atau obat penurun panas. Gejala yang diderita Biden hampir “sepenuhnya teratasi,” lapor O’Connor.
“Mengingat faktor-faktor yang meyakinkan ini, presiden akan menyudahi isolasi ketatnya,” tulis O’Connor.
Biden berencana mengenakan masker wajah yang “ketat” setiap waktu, selama lima hari lagi, ketika ia berada di sekitar orang lain. [em/jm]