Israel sepakat untuk membebaskan dalam jumlah terbatas tahanan Palestina, sehari setelah kedua pemerintah setuju untuk berunding dengan harapan bisa menuntaskan perbedaan di antara mereka.
YERUSALEM —
Proses perdamaian Timur Tengah mendapat dorongan yang sudah lama ditunggu-tunggu, setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika ke kawasan tersebut. Kesepakatan itu akan memberi kebebasan bagi sejumlah warga Palestina yang ditahan Israel.
Israel setuju membebaskan tahanan Palestina sebagai bagian dari kerangka kerja perjanjian untuk memperbarui pembicaraan damai yang ditengahi Amerika.
Menteri Urusan Strategis Israel Yuval Steinitz mengatakan beberapa orang Palestina yang terlibat serangan teroris dan dipenjara selama lebih dari 20 tahun akan dibebaskan.
Pada saat sama, Steinitz kepada Radio Israel mengatakan, pemerintah tidak menyetujui tuntutan utama Palestina lainnya, seperti penghentian pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang disengketakan. Isu permukiman itu menyebabkan proses perdamaian macet selama empat tahun.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengumumkan kesepakatan itu Jumat sore di Amman, Yordania setelah empat hari pembicaraan maraton dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pejabat-pejabat Liga Arab.
"Kami meraih kesepakatan yang menjadi dasar bagi dimulainya kembali perundingan langsung antara Palestina dan Israel. Ini langkah maju yang signifikan dan disambut baik. Perjanjian ini masih dalam proses diresmikan," ujar Kerry.
Warga Palestina telah lama menuntut pembebasan tahanan yang dipenjara sebelum penandatanganan Kesepakatan Oslo tahun 1993, kesepakatan damai dengan Israel. Tetapi Otoritas Palestina prihatin, Israel tidak menyetujui perbatasan tahun 1967 sebagai dasar bagi negara Palestina di masa depan.
Legislator Palestina Mustafa Barghouti mengatakan Israel harus mundur dari wilayah yang dicaploknya dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Barghouti mengatakan, "Yang kami tuntut adalah komitmen tertulis dari Amerika bahwa kerangka perundingan dan kerangka acuan akan mencakup perbatasan tahun 1967, dan indikasi jelas mengenai solusi dua negara di mana negara Palestina akan bebas, berdaulat dan satu wilayah utuh."
Israel menggambarkan perbatasan tahun 1967 sebagai tidak bisa dipertahankan, dan menyatakan dalam setiap akhir perjanjian perdamaian bahwa negara itu akan mempertahankan blok besar permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Juru runding Israel dan Palestina akan segera bertemu Kerry di Washington untuk menuntaskan kesepakatan memulai kembali pembicaraan damai resmi.
Israel setuju membebaskan tahanan Palestina sebagai bagian dari kerangka kerja perjanjian untuk memperbarui pembicaraan damai yang ditengahi Amerika.
Menteri Urusan Strategis Israel Yuval Steinitz mengatakan beberapa orang Palestina yang terlibat serangan teroris dan dipenjara selama lebih dari 20 tahun akan dibebaskan.
Pada saat sama, Steinitz kepada Radio Israel mengatakan, pemerintah tidak menyetujui tuntutan utama Palestina lainnya, seperti penghentian pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang disengketakan. Isu permukiman itu menyebabkan proses perdamaian macet selama empat tahun.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengumumkan kesepakatan itu Jumat sore di Amman, Yordania setelah empat hari pembicaraan maraton dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pejabat-pejabat Liga Arab.
"Kami meraih kesepakatan yang menjadi dasar bagi dimulainya kembali perundingan langsung antara Palestina dan Israel. Ini langkah maju yang signifikan dan disambut baik. Perjanjian ini masih dalam proses diresmikan," ujar Kerry.
Warga Palestina telah lama menuntut pembebasan tahanan yang dipenjara sebelum penandatanganan Kesepakatan Oslo tahun 1993, kesepakatan damai dengan Israel. Tetapi Otoritas Palestina prihatin, Israel tidak menyetujui perbatasan tahun 1967 sebagai dasar bagi negara Palestina di masa depan.
Legislator Palestina Mustafa Barghouti mengatakan Israel harus mundur dari wilayah yang dicaploknya dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Barghouti mengatakan, "Yang kami tuntut adalah komitmen tertulis dari Amerika bahwa kerangka perundingan dan kerangka acuan akan mencakup perbatasan tahun 1967, dan indikasi jelas mengenai solusi dua negara di mana negara Palestina akan bebas, berdaulat dan satu wilayah utuh."
Israel menggambarkan perbatasan tahun 1967 sebagai tidak bisa dipertahankan, dan menyatakan dalam setiap akhir perjanjian perdamaian bahwa negara itu akan mempertahankan blok besar permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Juru runding Israel dan Palestina akan segera bertemu Kerry di Washington untuk menuntaskan kesepakatan memulai kembali pembicaraan damai resmi.