Israel Bersiap Gelar Pemilu Kelima dalam Empat Tahun

  • Associated Press

Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) dikelilingi oleh para pendukungnya ketika mengunjungi Pasar Hatikva di Tel Aviv dalam aksi kampanye pada 28 Oktober 2022. (Foto: AP/Ariel Schallit)

Israel akan menggelar pemilu nasional kelima dalam waktu kurang dari empat tahun, dan pemilihan tersebut kembali diadakan sebagai referendum tentang kelayakan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memerintah.

Netanyahu terus berkampanye sementara dirinya sedang diadili atas tuduhan korupsi.

Sebagai pemimpin oposisi Israel, ia menggambarkan dirinya sebagai korban perburuan politik dan berjanji untuk mereformasi sistem hukum yang ia anggap sangat bias terhadapnya.

BACA JUGA: PBB: 2022 Paling Mematikan Bagi Warga Palestina di Tepi Barat

Sementara lawan utamanya, Perdana Menteri sementara Yair Lapid, menampilkan dirinya sebagai sosok yang penuh kesopanan dan suara pemersatu bangsa.

Dalam sistem politik Israel yang terpecah-belah, baik Netanyahu maupun Lapid kemungkinan diprediksi tidak akan memenangkan mayoritas langsung di Knesset atau parlemen yang memiliki 120 kursi.

Hal tersebut berarti masing-masing kandidat harus beralih ke sekutu yang lebih kecil dengan harapan mengamankan 61 kursi yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan baru. Jajak pendapat mengatakan, persaingan terlalu ketat untuk ditebak.

"Apakah Netanyahu kembali berkuasa? Ini adalah pertanyaan yang dipikirkan orang Israel hari ini, namun saya pikir pemilu ini bukan hanya tentang Netanyahu" kata Dr. Gayil Talshir, dosen senior ilmu politik di Universitas Hebrew.

Your browser doesn’t support HTML5

Israel-AS Sepaham Hadapi Iran, Beda Kebijakan terhadap Perang Rusia-Ukraina

Seorang kandidat yang pamornya melonjak dalam jajak pendapat menjelang pemilihan parlemen November adalah anggota parlemen ekstremis Israel, Itamar Ben-Gvir yang pernah tersingkir dari kancah politik Israel.

Ben-Gvir, 46, menyebut rekan-rekan Arabnya sebagai "teroris." Dia ingin mendeportasi lawan politiknya, dan pada masa mudanya ia berpandangan sangat ekstrem sehingga dilarang mengikuti wajib militer. [ps/rs]