Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas menuding pasukan Israel pada Jumat (25/10) menyerbu rumah sakit terakhir yang masih beroperasi di wilayah utara, dan menewaskan dua anak. Militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka tidak mengetahui adanya tembakan langsung atau serangan di area tersebut.
Militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, tempat mereka menggelar operasi besar pada awal bulan ini.
Operasi ini memicu kekhawatiran lebih lanjut tentang korban sipil. Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Volker Turk, menyebut Gaza utara sebagai "momen tergelap" dalam konflik tersebut.
"Dua anak meninggal di unit perawatan intensif setelah generator rumah sakit rusak dan stasiun oksigen menjadi sasaran," kata Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa pasukan Israel "menggeledah rumah sakit dan menembaki berbagai departemen, memicu kepanikan dan kecemasan."
Tentara Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka "tidak mengetahui adanya tembakan langsung dan serangan di area rumah sakit".
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sebelumnya mengatakan telah kehilangan kontak dengan staf di rumah sakit pada Jumat pagi.
"Perkembangan ini sangat mengganggu mengingat jumlah pasien yang dirawat dan orang-orang yang berlindung di sana," kata Sekretaris Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Kementerian Kesehatan Gaza sebelumnya mengatakan pasukan Israel "menyerbu" rumah sakit, "menahan ratusan pasien, staf medis, dan beberapa orang terlantar dari daerah tetangga yang mencari perlindungan".
BACA JUGA: PBB: Warga Gaza Sekarat karena Evakuasi Medis TerhentiIsrael menyatakan mengizinkan pemindahan 23 pasien dari rumah sakit pada Kamis malam, yang dikonfirmasi oleh WHO.
Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk wilayah Palestina, mengatakan ia menyaksikan "kekacauan dan kekacauan" di rumah sakit pada Kamis.
Di pos pemeriksaan dekat rumah sakit, tim WHO melihat "ribuan perempuan dan anak-anak meninggalkan daerah itu, berjalan tertatih dengan barang bawaan seadanya" menuju Kota Gaza, tambahnya.
Kosongkan Wilayah Palestina
Kepala HAM PBB mengatakan "lebih dari 150.000 orang dilaporkan tewas, terluka, atau hilang di Gaza" sejak perang meletus lebih dari setahun yang lalu.
Jumlah itu dapat "meningkat drastis," katanya, sambil memperingatkan bahwa tindakan Israel di Gaza utara "berisiko mengosongkan wilayah tersebut dari semua warga Palestina."
Militer Israel menyatakan bahwa tujuan serangan itu adalah untuk menghancurkan kemampuan operasional yang menurut mereka sedang coba dibangun kembali oleh Hamas di utara.
Israel menuduh Hamas beroperasi dari rumah sakit, sekolah, dan fasilitas sipil lainnya, tuduhan yang dibantah kelompok militan itu.
Di Gaza utara pada Jumat, badan pertahanan sipil melaporkan bahwa serangan drone Israel menewaskan 12 orang yang sedang menunggu untuk menerima bantuan di dekat kamp pengungsi Al-Shati.
Tidak ada komentar langsung dari pihak militer Israel.
Di Kota Khan Yunis di Gaza selatan, sembilan anak termasuk di antara 14 orang yang tewas dalam serangan Israel yang menghantam rumah keluarga Fara, kata Mahmud Bassal dari badan pertahanan sipil itu.
"Roket itu jatuh di sebelah kami, dan kami terkubur di bawah reruntuhan," kata Umm al-Ameer al-Fara, yang selamat dari serangan pertama, kepada AFP.
Serangan terpisah di Khan Yunis menewaskan enam orang, kata Bassal.
Militer Israel mengatakan "sejumlah teroris berhasil dibasmi" di Gaza selatan. [ah/ft]