Israel, Selasa (24/10), mengatakan berhasil membunuh puluhan anggota Hamas dalam seragkaian serangan di Gaza semalam. Israel mengindikasikan tidak akan mengurangi intensitas gempuran di wilayah Palestina yang telah terkepung itu.
Namun gencatan senjata rasanya sulit dilakkan dalam waktu dekat, di dalam episode paling berdarah dalam konflik Israel-Hamas dalam beberapa dekade terakhir.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 5.000 orang terbunuh di Gaza akibat serangan udara Israel selama dua minggu yang dilancarkan sebagai tanggapan atas serangan Hamas. Kelompok militan Islam tersebut membunuh lebih dari 1.400 orang – sebagian besar warga sipil – dalam satu hari.
Hamas pada Senin (23/10) membebaskan dua perempuan Israel yang termasuk di antara lebih dari 200 sandera yang ditahan kelompok tersebut pada 7 Oktober di Israel selatan. Mereka adalah sandera ketiga dan keempat yang dibebaskan.
Sejumlah tank dan pasukan Israel berkumpul di perbatasan antara Israel dan daerah kantong yang dikuasai Hamas menunggu perintah untuk melakukan invasi darat.
Militer Israel mengatakan pihaknya berhasil menyerang lebih dari 400 sasaran militan di Gaza dalam semalam dan menewaskan puluhan anggota Hamas, termasuk tiga wakil komandan batalion.
Di antara sejumlah target yang diserang tersebut adalah sebuah terowongan yang disebut memungkinkan Hamas menyusup ke Israel dari laut dan pusat komando Hamas di beberapa masjid, katanya. Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut.
Sebagian besar wilayah Gaza telah rata dengan tanah akibat bom Israel, memaksa lebih dari satu juta penduduk mencari perlindungan di tempat lain di wilayah tersebut.
Ketika makanan, air bersih, obat-obatan dan bahan bakar habis, PBB dan badan-badan bantuan memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan dan memohon agar pasokan diperbolehkan masuk.